02 Juli 2008

HARTA KARUN DI PERUT LUK ULO

Luk Ulo adalah sungai terbesar di Kebumen. Selain ”membelah” Kebumen menjadi dua wilayah dengan kultur sedikit berbeda, Luk Ulo juga menjadi tambang penghidupan bagi sebagian warga sekitarnya sebagai penambang pasir, batu hias, tukang perahu dll.

Hasil di atas bagi kita sudah biasa, yang luar biasa adalah ternyata di perut Luk Ulo juga menyimpan harta karun yang tak diketahui banyak orang.

Penemuan harta karun tersebut berawal pada tahun 2005.
Konon, ada seorang tua dari Kasepuhan yang berencana membangun masjid dan pondok pesantren di daerah segitiga emas Majalengka. Pembangunan masjid dan pondok tersebut adalah untuk pendalaman dan penguatan agama Islam yang benar-benar sesuai dengan syari’at Islam. Untuk membangunnya, beliau tidak mau menerima sumbangan dari siapapun tetapi dengan swadaya murni dari anggota-anggota kelompoknya.

Dari ”penginderaan jarak jauh -sang Eyang-” maka diketahui ada banyak harta karun di dasar Luk Ulo yang bisa gali untuk membangun masjid tersebut. Maka, dimulailah proses pencarian harta karun dengan cara bermujahadah di lokasi yang ditengarai terdapat harta karun itu.

Kelompok pemburu harta karun adalah anak buah dari si Eyang (demikian mereka menyebut beliau) yang berasal dari berbagai daerah seperti Purworejo, Yogyakarta, Purwodari, Jakarta bahkan dari Madura. Dalam penggalian yang memakan waktu lama, mereka yang menginap mendirikan rumah tenda di lokasi.

Setelah dilakukan penggalian, memang benar terdapat banyak kayu didalamnya, dan ternyata itulah harta karun yang dimaksud. Diperkirakan, umur kayu itu sudah ratusan tahun terpendam.

Walaupun hanya berupa kayu, proses penggalian dan pengambilan tidak semudah yang kita bayangkan. Diperlukan kerja keras karena kayu yang diperkirakan sudah terpendam itu sudah sangat keras. Disamping itu, pengambilan selalu disertai dengan mujahadah demi keselamatannya.

Penggalian pertama sedalam 3 meter pada tahun 2005 hanya mampu diangkat 1 pohon dengan volume setelah digergaji sekitar 7 M3. Pada penggalian kedua pada bulan Mei tahun 2008, diangkat sekitar 25 pohon dengan volume sekitar 13 M3. Diameter rata-rata sekitar 60 cm. Saat ini, sudah 3 truk kayu yang diangkut ke Majalengka.

CERITA MISTIS DIBALIK PENGAMBILAN KAYU

Banyak cerita mistis yang muncul dari proses pengambilan kayu-kayu tersebut. Percaya dan tidak adalah hak Anda, tetapi itulah yang terjadi dengan sebenar-benarnya dan sudah banyak yang membuktikan.

Sebelum penggalian, dilakukan beberapa kali mujahadah yang diikuti murid-murid si Eyang dan juga sebagian masyarakat Peniron. Ketika muncul kayu yang pertama, ada yang memotong ranting dan dibawa pulang. Setelah itu, si pembawa tadi langsung jatuh sakit dan bermimpi aneh, dan setelah ranting itu dikembalikan, anak itu langsung sembuh.

Selain mujahadah, setiap pemotongan dan penggalian juga selalu disertai doa-doa khusus. Jika tidak, maka akan terjadi kesulitan seperti mesin potong rusak, kayu susah diangkat dan lain-lain.

Disamping itu, banyak yang bermimpi didatangi makhluk aneh semacam gendruwo atau jin yang konon sebagai penunggu kayu-kayu tersebut.
Yang lebih aneh tapi benar-benar nyata, ditemukan sebilah keris dari kayu yang habis digali tersebut.

Itu sebagian cerita dibalik pengambilan harta karun tersebut. Adalah hak anda untuk tidak mempercayainya, atau lebih baiknya bertanya langsung pada sumber yang terlibat langsung.

Lepas dari itu, penemuan kayu-kayu yang bernilai ratusan juta tersebut adalah fenomena tersendiri di bumi Peniron. Perut Luk Ulo ternyata menyimpan harta tak terduga.

Memang aneh, kenapa dari dulu tidak ada yang mengetahui kalau di bantaran kali itu banyak timbunan kayu-kayu?

Apakah kayu-kayu itu kayu biasa yang terpendam karena proses alamiah? Berapa tahunkah proses itu? ataukah memang hanya bisa diteropong melalui cara metafisika?

Maka, jika dihubungkan dengan dekatnya wilayah Peniron dari Museum Geologi Karangsambung, mungkin penemuan kayu-kayu yang sudah seperti fosil ini pantas diteliti secara ilmiah. Dan masyarakat juga mendapatkan ilmu baru tentang logika dan geologi.

Narasumber : Triyono Adi, Kepala Desa Peniron.

5 komentar:

  1. menambah wawasan saya nh mas.. thanks ya..

    BalasHapus
  2. Emg lukulo sebelah endisih? bener boS kue patut diteliti secara ilmiah o..y apa benr sich ditemukan keris p bos

    BalasHapus
  3. Sebelah wetan Rayung, Klapasawit lan plataran Bak. Aku dewek urung weruh kerise. Tapi narasumber bercerita begitu. Akeh cerita mistis, aku dewek ora mudeng soale ora terlalu percaya ttg hal sperti itu..

    Sayange juga, harta karun itu tidak menghasilkan keuntungan secara materi karena seluruh hasil diperuntukkan bikin masjid di Majalengka. Desa secara materi tidak dapat kompensasi apa-apa.

    BalasHapus
  4. mantap. aku biasa hunting pusaka heheheh. favorit merah delima

    BalasHapus
  5. dengan segala hormat. klo g mudeng mendingan ga usah ditulis berita ini. kami bukan pemburu harta karun.

    BalasHapus

- Urun rembug
- Nerusna dopokan
Saran: untuk lebih mempercepat, silahkan langsung pilih profil Anda pada pilihan Nama/URL dengan menuliskan Nama dan URL Anda.