22 Februari 2009

Menjadi Jaka Tingkir di Kali Luk Ulo

Kesaktian Jaka Tingkir, seorang muda dari Pengging yang akhirnya menjadi raja Pajang berjuluk Sultan Hadiwijaya sudah begitu melegenda. Seorang sakti sekaligus ambisius hingga mengantarnya menjadikan Pajang, yang dahulunya hanya kadipaten dibawah kekuasaan kesultanan Demak mampu berbalik dan menjadi kerajaan besar hingga sampai ke daerah Madura.

Cerita kesaktian Jaka Tingkir salah satunya adalah ketika dia mampu menaklukan kawanan buaya putih tatkala menyeberang sungai Bengawan Solo dengan rakitnya. Dengan kesaktiannya, kawanan buaya itu bahkan menjadi abdi dengan mendorong rakitnya menyusuri sungai Bengawan Solo.

Cerita Jaka Tingkir itulah yang saya ingat ketika tadi pagi menyeberang Kali Luk Ulo menggunakan rakit di dukuh Klapasawit, Peniron. Saya sengaja menggunakan rakit karena dengan menyeberang sungai Luk Ulo, waktu tempuh saya ke rumah di Kebumen menjadi lebih cepat. Disamping sedikit lebih dekat, kondisi jalan wetan kali mulai desa Kedungwaru sampai Gemeksekti juga relatif lebih baik dari jalan di kulon kali. Ya, dari dulu kondisinya selalu begitu, daerah kulon kali tak pernah lebih baik dalam hal prasarana umum.


Rakit yang dalam bahasa Peniron disebut "getek", memang menjadi sarana alternatif bagi penduduk Peniron dan sekitarnya untuk memperpendek waktu dan jarak tempuh. Maklum, setelah jembatan Tembono di Kebumen, baru ada jembatan gantung di desa Wonotirto di utara Karangsambung, yang jaraknya sekitar 10 km dari Peniron hampir sama jaraknya dengan jembatan Tembono. Bayangkan jika harus memutar melalui kesalah satu jembatan itu. Karena tak ada alternatif jembatan lain, maka rakit ini menjadi penting. Paling tidak mulai dari Peniron sampai Kebakalan, ada 4 lokasi penyeberangan menggunakan jasa rakit, yaitu di Klapasawit Peniron, 2 di desa Karangreja, dan 1 didesa Kebakalan.

Di Klapasawit Peniron, dahulu jasa penyeberangan selalu dikelola oleh perorangan. Karena sehari dapat menghasilkan minimal 80 ribu, maka usaha jasa penyeberangan dengan rakit ini lumayan menjanjikan bagi pengelola. Sekarang, usaha jasa penyeberangan di Klapasawit Peniron dilakukan bersama-sama oleh masyarakat. Hasil dari jasa rakit itu setelah dipotong untuk operasional dimasukkan untuk kepentingan musholla Baitul Muttaqien. Pengelola juga tidak menentukan tarif untuk jasa ini. Seikhlasnya, bahkan tidak memberipun tak bakalan ditagih.

Nah, bagi Anda yang ingin menikmati petualangan Jaka Tingkir, datanglah ke Peniron dan cobalah berakit-rakit. Berakit-rakitlah dahulu, mbayar belakangan. Tidak hanya orang, motorpun isa ikut naik asal tidak lebih dari 5. Disamping berat, tempatnya juga tidak cukup. Jika ingin sedikit seru, datanglah ketika air sungai sedang tinggi sehabis banjir, dijamin pasti dag dig dug karena kita tidak bekali peralatan keamanan apapun. Datanglah ketika musim hujan. Jika kemarau rakit ini tidak beroperasi karena kali Luk Ulo kering.

20 Februari 2009

Jalan Rusak, Akhirnya Masyarakat Bereaksi Juga

Ada yang agak berbeda ketika lewat jalan rusak di Peniron sekarang. Seperti pada gambar, sebuah poster terpampang dengan tulisan mencolok mirip slogan milik pasangan pilpres dulu.

Yang pasang tidak tahu siapa, tetapi saya yakin hal itu dilakukan oleh kelompok yang sangat peduli dengan kondisi keprihatinan bertahun-tahun. Mereka hanya berusaha mencari perhatian karena selama ini memang kurang diperhatikan. Dan, sah-sah saja masyarakat berekspresi, bahkan bentuk unjuk rasa seperti ini masih terlalu santun jika melihat betapa pemerintah tak pernah berpihak pada masyarakat daerah ini.


Semoga ekspresi awal ini menjadi yang terakhir jika pihak terkait akan merespon gelisahnya masyarakat. Jika tidak, sangat wajar jika masyarakat mengekspresikannya dengan bentuk yang lebih demonstratif lagi.

19 Februari 2009

Berita Dari Kampung

Beberapa minggu ini, saya memang tidak sempat menulis. Walaupun sering online, saya hanya sebatas membaca dan memberi komentar kalau sempat. Dengan waktu yang sulit dibagi serta banyak pekerjaan, update dan menulis terpaksa saya tunda dulu. Mau bagaimana lagi lha wong memang pekerjaan saya bukan tukang ngeblog kok. hehe. Saya memang sempat update blog, itupun cuma upload gambar golak ama masukin banner gratisan di blog yang sekarang ternyata error. Hehe

Sebenarnya banyak berita dari kampung, tetapi sayangnya kok teman-teman lain nda mau andil untuk jadi kontributor. Sayangnya akhir-akhir ini saya tidak begitu kober. Nda sempat ngalor ngidul yang biasanya minimal setiap mingguan. Idealnya memang, ada teman-teman lain yang mau menjadi kontributor, misalkan tidak menulis, paling tidak memberi informasi berikut gambar pada saya yang kemudian akan saya masukkan ke sini. Padahal dikampung ada Mas Sinun, Mas Memed dkk yang sudah bolak-balik saya undang untuk jadi kontributor. Tapi mereka-mereka sepertinya lebih memilih nyari duit sih, jadi ya gemana lagi. Saya juga maklum karena aktifitas ngeblog seperti ini memang cuma buang-buang energi saja. Doakan saja saya juga besok akan sadar seperti mereka. hahaha

Berita yang akan saya tulispun, sebagian karena saya mendapat gambar foto dari Mas Kasidin, kaur Kesra yang baru. Kebetulan seharian tadi (kemarin), saya ketemu beliau diacara MAD PNPM Mandiri Perdesaan di Aula P & K Kec. Pejagoan. Di acara itu, secara tak terduga saya malah ketiban sial karena dipilih menjadi sekretaris BKAD (Badan Kerjasama Antar Desa) Kec. Pejagoan. Mulanya, saya bahkan dipilih untuk menjadi ketua, beruntung ada teman dari desa Karangpoh yang berbaik hati mengalah menjadi ketuanya. Saya bilang sial karena dari hampir seratus orang yang hadir, tak ada yang berminat menjadi pengurus BKAD termasuk saya. Alasannya, disamping diberi tanggung jawab berat juga tidak ada honornya! hahaha..

AMELIA AHMAD YANI datang ke desa Peniron

Ini berita yang pertama. Amelia A. Yani, putri alm. Jendral (anumerta) A. Yani pahlawan revolusi kemarin selasa, 17 Pebruari 2009 datang ke Peniron. Kedatangan beliau yang menjabat sebagai Ketua Umum Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN) dalam rangka silaturahmi dengan kader dan simpatisan PPRN. Silaturahmi politik itu berlangsung di rumah Kadi Prayitno, Kudu/Bak dan dihadiri oleh sekitar 250 orang. Disamping sambutan politik dan silaturahmi, juga dihibur oleh organ tunggal.

Bagi orang Peniron dan sekitarnya, kunjungan ibu Amelia A. Yani adalah sebuah sejarah, dimana baru kali ini seorang ketua umum Partai (walaupun dari partai baru) mau berkunjung ke wilayah Kebumen utara. Padahal pejabat Kebumen sendiri seperti malas berkunjung ke sini. Memang, tidak harapan ketika melihat kapasitas partai ini, terutama jika realitas politik setelah Pemilu 2009 tidak ada perubahan berarti dari keadaan sekarang. Tetapi jika berpikir positif, kunjungan itu merupakan kehormatan ditengah kondisi daerah ini yang seperti dianak tirikan penguasa bertahun-tahun.

Pokoke nda ngimpi tiba-tiba wong Peniron bisa salaman, makan bareng, bertatap muka bahkan berjoged bareng anak Jendral Ahmad Yani yang dulu hanya kita lihat di film yang wajib diputar menjelang tanggal 1 Oktober itu.

Mudah-mudahan, kedatangan beliau memberi manfaat bagi daerah Peniron dan sekitarnya. Sebenarnya tanpa kedatangan ibu Amelia A. Yani pun, sudah seharusnya ada perubahan pola pikir menjelang Pemilu 2009 dan berikutnya bahwa saatnya wong Peniron tidak menjual diri demi kepentingan sesaat.

16 Februari 2009

Golak

Gambar ini sudah diupload lumayan lama. Karena belum punya waktu, tak ada tulisan yang menyertai kecuali "Ini baru gambare, tulisane nyusul ya.."..

Gambar disamping adalah gambar golak. Bagi orang Kebumen harusnya tahu atau paling tidak pernah mendengarnya. Ya, golak adalah salah satu makanan tradisional khas Kebumen. Di samping golak, Kebumen punya banyak makanan khas seperti soto Tamanwinangun, Sate Ambal, Lanting Karanganyar dan Soto Petanahan. Disamping makanan di atas, ada juga peyek yutuk dan pecel, makanan khas ini dapat kita jumpai terutama jika kita pergi ke Pantai Bocor atau Petanahan.


Kembali ke golak, Peniron merupakan salah satu daerah penghasil golak, makanan khas yang berbahan ubi kayu alias singkong. Bentuk golak dibentuk menyerupai angka 8 seperti tampak pada gambar. Bagi wong ndesa seperti saya, golak cukup nikmat dimakan berteman pecel. Di Peniron banyak penjual golak. Disamping berjualan di desa sendiri terutama di pasar dan di keramaian, sebagian juga memasarkan dengan membuka "outlet" di luar Peniron seperti di pertigaan jembatan Tembana, pertigaan Sokka, Pasar Keputihan, Pasar Tengok dan lain-lain. Di bawah, ada teman penggemar golak yang sudah memberi referensi "outlet2" itu.

Di samping golak Peniron, penjual golak lain dapat dijumpai di dalam kota Kebumen yaitu disebelah utara toko Mantep jalan Suprapto dan di depan MAN 2 Kebumen jalan Pemuda. Penjual golak yang membuka "outlet" itu buka dari sore sampai malam hari.

Ada yang belum pernah makan golak? Sebaiknya Anda mencobanya jika ingin pengalaman kuliner Anda lebih lengkap. Dan golak Peniron akan memberi jaminan rasa yang bikin ketagihan.

04 Februari 2009

Rustriyanto Dilantik Jadi Wabup Kebumen

Gubernur Jawa H Bibit Waluyo melantik H Rustriyanto SH menjadi Wakil Bupati Kabupaten Kebumen periode tahun 2005-2010, Selasa (4/2).. Pelantikan dan pengucapan sumpah jabatan digelar dalam rapat paripurna istimewa DPRD di gedung dewan.

Hadir pula Wakil Gubernur Jateng yang juga kakak kandung Rustriyanto Dra. Hj. Rustriningsih, MSi pada pelantikan yang dihadiri sekitar 350 undangan. Hadir pula Bupati Kebumen K.H. Nashiruddin AM dan jajaran Muspida Kebumen serta sejumlah bupati dan walikota se - eks Karesidenan Kedu dan Banyumas, kepala dinas/instansi di ligkungan Pemkab Kebumen, serta 26 camat.

Rapat paripurna istimewa dengan agenda utama pengucapan sumpah jabatan dan pelantikan wabup tersebut diawali dengan pembacaan keputusan Menteri Dalam Negeri dilanjutkan pengambilan sumpah jabatan wakil bupati, penandatanganan berita acara pengucapan sumpah jabatan wabup.

Acara dilanjutkan kata pelantikan oleh gubernur Jawa Tengah. Kemudian dilanjutkan pemasangan tanda pangkat jabatan, penyematan tanda pangkat jabatan serat penyerahan petikan keputusan Mendagri serta pembacaan sambutan gubernur Jateng.

H Rustriyanto SH terpilih sebagai wakil bupati melalui rapat paripurna DPRD pemilihan Wabup pada 22 Januari 2009. Politisi yang menjabat Sekretris DPC PDI Perjuangan Kebumen itu mengantongi 33 suara dari 35 anggota dewan yang hadir. Sedangkan rivalnya dokter AF Bambang Suryanto SpPD hanya mendapat 1 suara. Sisanya satu suara abstain.

Ketua DPRD Kebumen Probo Indartono SE MSi didampingi Sekretaris DPRD Sutjipto Nugroho, SE mengatakan, Rustriyanto akan mendampingi Bupati Kebumen KH M Nashiruddin Al Mansyur sampai Juli 2010 mendatang.
Dikutip dari: suaramerdeka cybernews

01 Februari 2009

PERANG IKLAN MENUJU KURSI DEWAN

Calon wakil rakyat ternyata hanya berani perang gambar, belum ada yang berani perang visi apalagi memberikan pendidikan politik. Lihatlah deretan poster caleg di pertigaan jembatan bengkek. Sampai mendekati Pemilu legislatif nanti, jumlah poster-poster itu pasti bertambah banyak. 

Silahkan dikomentari, artikel diposting belakangan.

JEMBATAN KLAPASAWIT AMBRUK

Jembatan Klapasawit di dukuh Klapasawit desa Peniron yang berada di ruas jalan Peniron – Kebakalan, Kamis malam Jum’at, 29 Januari 2009 ambruk. Ambruknya jembatan tersebut menyebabkan arus transportasi di jalur jalan tembus Kebumen - Banjarnegara tersebut terputus selama 2 hari. Padahal jalur tersebut sangat vital bagi masyarakat dan sebagai jalur satu-satunya angkutan umum trayek Kebumen – Peniron – Kebakalan – Wonotirto.

Putusnya jembatan tersebut sebenarnya sudah dikhawatirkan masyarakat sejak lama karena jembatan itu sudah lebih dari 8 tahun digerus erosi. Oleh masyarakat, kerusakan jembatan di jalan Kabupaten itu juga sudah lama diusulkan, tetapi pihak terkait terutama Bidang Bina Marga DPU Kab. Kebumen belum juga melakukan perbaikan.

Untuk mengatasi kesulitan masyarakat, pada hari Sabtu kemarin dilakukan kerja bakti membuat jembatan darurat dari kayu dan bambu disebelah jembatan yang terputus. Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten beserta jajaran terkait pada hari Sabtu itu juga melakukan peninjauan langsung ke lokasi, termasuk beberapa wartawan cetak dan elektronik seperti Suara Merdeka, KR, Wawasan, Ratih TV dan RCTI.

Selain putusnya jalur Kebumen – Kebakalan akibat ambruknya jembatan, infrastruktur transportasi di jalur ini juga sudah sangat memprihatinkan. Selain jalan di antara SMPN 2 Pejagoan sampai balai desa yang sudah sangat tak layak sebagai jalan Kabupaten karena seperti kubangan kerbau, jalan mulai Peniron sampai Kebakalan juga sudah rusak parah. Selain kepadatan dan beban dari truk-truk pengangkut pasir, jalan di jalur ini juga seperti tidak mendapat perhatian dari pemerintah. Bukti yang paling nyata adalah peningkatan jalan yang sepanjang sekitar 8 km dari Karangpoh ke Peniron saja sampai memakan waktu 3 tahun dengan 4 tahap yang sekarang masih menyisakan sekitar 800 meter.

Desa-desa mulai dari Karangpoh sampai Kebakalan memang bagai anak tiri pemerintah/penguasa dibanding jalur lain disekitar Peniron seperti jalur Kebumen Karangsambung dan Karanggayam – Kebakalan. Padahal pada saat menjelang Pemilu seperti ini, Peniron dan sekitarnya selalu menjadi daerah rebutan partai politik. Sayangnya, tidak pernah dari dulu ada wakil rakyat dari daerah ini. Dan sayangnya, masyarakat Peniron dan sekitarnnya pun masih terlalu murah memberi hak suara pada setiap Pemilu. Entah masyarakat yang terlalu bodoh sehingga tidak menyadari potensinya, atau memang sikap parpol-parpol itu yang membiarkan kebodohan masyarakat demi potensi tambang suara mereka.

Maka, menjelang Pemilu 2009 semoga masyarakat bisa menyadari potensinya dengan lebih pintar menggunakan hak pilihnya. JANGAN PILIH CALEG BUSUK!

Ket: foto dari SM