17 Juli 2009

Klambi anyar

Entah karena apa, tiba-tiba saya pengin mengganti template blog ini. Mungkin karena mulai bosan terlalu lama tampilan blog ini tak berubah. Itu-itu saja tanpa sentuhan apa-apa. Monoton dan standar banget hingga pantes saja ada tamu yang dengan bangganya bilang jelek. hehe..

Tetapi karena waktu yang sangat terbatas, aku cuma ngganti template dan tata ruang masih amburadul belum tertata

Moga-moga ada waktu nanti untuk membenahinya. Dan juga semoga tampilan baru akan memberi inspirasi dan semangat baru. Mohon saran dari teman-teman..

16 Juli 2009

Paguyuban Perwaji

Tulisan ini saya culik dari blog Kang Surawan. Kebetulan karena saya lagi nda sempat nulis dan ada tulisan temen yang relevan untuk dipasang di sini. Sebenarnya dulu saya pernah dikasih email berisi artikel Perwaji dari Kang Wardi tapi belum sempat saya posting. Mohon maaf sekaligus ijin Kang Sura. hehe..

Alhamudillahirobil'alamin, saya panjatkan kehadirat Alloh SWT yang telah memberikan kita nikmat iman, islam, sehat dan segala nikmat yang telah kita dapatkan. Semoga dengan nikmat nikmat yang telah kita terima menambah rasa keimanan kita terhadap Alloh SWT.

Dan lebih bersyukur lagi, kami warga Perkutukan, Watupecah dan Pranji , desa Peniron sebelah barat khususnya yang berada di wilayah JABODETABEK BANTEN, pada bulan yang lalu ( 15 Pebruari 2009 ) telah mengadakan suatu pertemuan akbar dalam rangka silaturahmi dengan sesama warga, yang telah lama tidak bersilaturahmi. Maksud dan tujuan tersebut adalah untuk meningkatkan rasa talisilaturahmi sesama warga peniron sebelah barat khususnya. Seperti kita ketahui bahwa kebanyakan dari teman-teman yang berada di perantuan khususnya jakarta dan sekitarnya jarang sekali atau bahkan tidak pernah bertemu sama sekali atau bahkan tidak saling mengenal. Wabil khusus bagi warga yang telah lama di perantauan dan bagi temen temen yang masih remaja, mereka tidak saling mengenal.

Pada pertemuan kala itu berhasil di bentuk suatu wadah atau paguyuban sebagai payung talisilaturahim. Wadah tersebut sepakat di beri nama " Paguyuban PERWAJI " ( Paguyuban warga Perkutukan, Watupecah dan Pranji ). Sebenarnya wadah tersebut sebelumnya telah ada yaitu dulunya Karang Taruna Pertapan Tunggal, namun karena sesuatu hal mandek di tengah jalan kurang lebih 10 tahunan.
Kemudian teman teman remaja mempunyai keinginan untuk mengaktifkan lagi Karang Taruna Pertapan Tunggal, kemudian dengan dukungan warga yang lebih senior, disepakati bersama untuk di aktifkan lagi tapi dengan nuansa yang berbeda.

Perlu kita ketahui bahwa warga Perkutukan, Watupecah dan Pranji yang berada di JABODETABEK Banten jumlahnya ratusan orang. Awalnya panitia agak ragu, apakah apresiasi warga akan menerima gagasan tersebut. Alhamdulillah pada pertemuan perdana yang bertempat di rumah bapak kasim, warga watupecah yang telah lama tinggal di Jakarta daerah kampung rambutan dihadiri kuang lebih 50 orang. Dan jumlah itu menurut kami telah mewakili bahwa paguyuban PERWAJI di sambut baik oleh warga.
Pada pertemuan tersebut di bentuk juga kepengurusan PERWAJI, Sebagai penasehat Bapak kasim, Kunto, Sajan, SE, Karsum dan Sawet. Ketua Umum : Surawan, Amd, Wakil Idan II : Rasman, Amd, Kardan. Sekertaris : Saisan, Bendahara : Ano .

Visi dan Misi PERWAJI adalah : Meningkatkan talisilaturahmi dan Sosial

11 Juli 2009

Perbaikan jalan Tembono - Peniron dilelang ulang

Keinginan warga Peniron dan sekitarnya untuk menikmati jalan yang memadai mesti tertunda. Masalahnya proses lelang paket pekerjaan Perbaikan Jalan Tembono - Peniron (dr SMPN 2 Pejagoan s/d Jembatan Bengkek) harus diulang.


Proses lelang untuk pekerjaan ini sebenarnya sudah dilaksanakan pada bulan Maret yang lalu, sehingga jika lancar seharusnya sekarang jalan itu sudah diaspal. Karena dari lelang pertama dianggap tidak ada yang memenuhi persyaratan teknis/administrasi, maka Bidang Bina Marga DPU Kab. Kebumen selaku pemilik paket kembali melelang ulang paket ini termasuk 2 paket lain yang mengalami hal yang sama yaitu Pembangunan Jembatan Lokidang dan Perbaikan Jalan Gentan - Mirit Petikusan.

Mudah-mudahan lelang ulang pada tanggal 11 Juli besok tidak ada masalah sehingga perbaikan jalan yang sudah sangat mendesak itu tidak tertunda lagi.
Demikian pula semoga tidak ada lagi opini, isu, kabar burung, berita bohong, kabar sesat dll dll yang menganggap bahwa molornya pengerjaan perbaikan jalan Tembono - Peniron karena adanya unsur politik.

10 Juli 2009

SBY menang dikandang banteng

Pilpres 2009 baru saja usai. Hasil perhitungan cepat nasional yang diadakan beberapa lembaga menempatkan pasangan SBY - Boediono sebagai pemenang.

Pelaksanaan Pilpres 2009 di desa Peniron berlangsung lancar dan aman. Peniron memiliki jumlah calon pemilih yang tercatat dalam DPT sebanyak 4.804 orang dan terbagi dalam 11 TPS.

Hasil perhitungan akhir pasangan Mega - Prabowo memperoleh 864 suara (29,05%), SBY - Boediono mendapat 1.848 suara (62,29%) dan JK - Wiranto hanya kebagian 140 suara (7,72%). Jumlah pemilih yang hadir 2.967 dari 4.804 yang tercatat dalam DPT.

Satu-satunya TPS yang dimenangi pasangan non SBY adalah

TPS 2 di Kalimacan (sebelah Mas Kadi P)dengan keunggulan Mega - Pro 129 suara, SBY - Boediono 101 suara dan JK - Win 10 suara.

Ketua PPS Desa Peniron, Sumedi (34) menyampaikan bahwa Pemilu ini jauh lebih lancar dari Pilleg yang lalu dan tidak terlalu membebani petugas di PPS maupun KPPS. Pada Pilleg yang lalu, ada TPS yang baru menyelesaikan administrasi dan menyetorkan hasilnya ke PPS pada jam 1 dini hari, sementara Pilpres kali ini seluruh TPS sudah menyetorkan hasil ke PPS sebelum jam 3 sore.

Mengenai DPT, menurut keterangan memang masih terjadi banyak kekeliruan. Bahkan masih banyak muncul nama-nama fiktif, beberapa warga yang sudah meninggal masih terdaftar dan beberapa warga yang sudah punya hak pilih malah tidak terdaftar. Padahal menurut ketua PPS, pihaknya sudah memperbaharui dan menyetorkan data DPS jauh sebelumnya. Beruntung ada kebijakan MK yang membolehkan penggunaan KTP + KK sebagai pengganti undangan/DPT.
Sementara di desa tetangga Peniron, Watulawang menjadi desa yang memenangkan Mega - Pro dengan 248 suara, SBY - JK 212 suara dan JK - Win 26 suara. Desa Pengaringan, Kebagoran, Kedungwaru dan Jemur memenangkan SBY - Boediono.

13 Mei 2009

Mari Beramal

Assalamu'alaikum Wr. Wb

Terima kasih kepada Ibu/Bpk/Sdr/Sdri yang telah beramal dana pembangunan masjid Baituttaqwa Rayung Peniron, semoga amal Ibu/Bpk/Sdr/Sdri diterima Allah SWT.
Diberitahukan bahwa dana masjid di rek A.n Sdr. Sukandar s.d 12-05-2009 Rp 6.291.110,- dan diambil Rp. 6 juta diserahkan oleh Sukandar kepada Shodiqin (ketua panitia) di Peniron pada tgl 22-03-2009.
Saldo Rp 291.110,-

Pembangunan masjid blm selesai karena kekurangan dana. Mari kita beramal dg mengisi rek BRI no. 0122 0104 3058 507 a.n. Sukandar.

Wassalaamu'alaikum Wr. Wb.


Supardi



==>> tulisan di atas saya olah dari sms yang saya terima dari salah satu Panitia..
Saya publikasikan di sini karena siapa tau ada teman2 di sini yang tergerak untuk beramal.. Monggo..

26 April 2009

Kisruh PNPM

PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) Mandiri Perdesaan di Peniron sudah masuk proses Penentuan usulan desa untuk diusulkan di forum Musyawarah Antar Desa (MAD) ditingkat kecamatan.
Forum penentuan yang disebut Musyawarah Desa Khusus Perempuan (MDKP) dan Musyawarah Desa Penetapan (MDP) yang dilaksanakan pada hari Selasa 21 April 2009 itu disamping menetapkan usulan desa juga menetapkan Tim MAD dan Tim Penulis Usulan. Penetapan usulan desa dipilih dari beberapa usulan dari tingkat Kadus/Kelompok. Disamping usulan fisik, ada juga usulan Simpan Pinjam Perempuan yang bersifat wajib sebesar 25% dari total nilai usulan.

Dari hasil MDKP, terpilih usulan untuk diajukan ke MAD adalah:
1. Pembangunan jalan/rabat beton Curug-Silampeng-Sibango-Batas Desa Pengaringan sepanjang 2200 m
2. Simpan Pinjam
3. Pelatihan keripik singkong.

Proses musyawarah sebenarnya sudah berjalan lancar, adil dan demokratis. Tetapi begitu acara selesai timbul gejolak di Kadus Perkutukan yang dipicu kekecewaan usulan dusun Perkutukan tidak lolos ke MAD. Bahkan dari 8 wakil Perkutukan, hanya 2 yang menyetujui usulannya yaitu rabat beton. Bahkan pada malam itu sebagian warga sudah berkumpul yang konon akan berdemo ke balai desa. Beberapa perwakilan masyarakat akhirnya menemui Kades untuk minta klarifikasi. Beberapa hal yang menjadi keberatan mereka antara lain: kedatangan undangan yang sangat mepet waktunya dan jumlah peserta yang dibatasi.

Demi menjaga situasi agar kondusif maka Pemdes langsung mengambil inisitif mengundang seluruh tokoh masyarakat dan pelaku PNPM dan dikumpulkan hari Kamis 23 April 2009 untuk klarifikasi sekaligus menjelaskan prosedur PNPM yang sebenarnya. Dari penjelasan Kader Penggerak Masyarakat Desa Sdr Muhsinun dan Shermy Astuti ternyata undangan terlambat di lingkungan Kadus setempat karena susah mencari warga yang mau mewakili dalam MDKP. Disamping itu, jumlah undangan dibatasi agar musyawarah berjalan lebih adil dan lancar, yaitu 10 orang utusan tiap Kadus sehingga setiap Kadus punya jumlah hak suara sama.
Pada saat itu juga semua peserta termasukdari Perkutukan sepakat agar hasil MDKP tetap diteruskan. Tetapi sehari sesudah itu ternyata masih ada gejolak dimasyarakat bahkan konon ada politisasi masalah tersebut. Konon warga Perkutukan tetap akan beramai2 ke balai desa meminta penjelasan langsung.

Masalah itu tentu sangat disayangkan. Apalagi sebenarnya hal yang dituntut warga sangat tidak berdasar apalagi karena esensi dari PNPM adalah pemberdayaan masyarakat melalui kompetisi yang fair. Artinya seharusnya warga dapat menerima apapun hasil musyawarah jika memang sudah berjalan sesuai prosedur. Pola pikir yang salah bahwa PNPM bisa dibagikan/digilir itulah yang harus dibuang karena PNPM tidak diberikan tapi dikompetisikan.

Pada masalah ini sebenarnya Pemerintah Desa juga sudah memberi kebijakan dengan memprioritaskan jalan Perkutukan untuk dibangun dengan dana ADD.

Beberapa sumber bahkan mengatakan bahwa sikap warga yang sedikit kaku sebenarnya tidak dapat dikatakan mewakili suara Perkutukan karena hanya beberapa oknum warga yang memanfaatkan situasi agar sedikit panas.

Mudah-mudahan upaya dialog yang terus dibangun akan segera mencairkan suasana. Jika tidak, terpaksa pihak Pemerintahan Desa bersikap tegas terhadap pemain-pemain gelap
--diposkan dengan HP