23 Juni 2008

PERTAPAN

Oleh : Sumedi Sastrawiharja

Pertapan berasal dari bahasa Jawa “tapa” atau lebih dikenal dengan semedi dalam Bahasa Indonesia. Secara lengkap imbuhan dari kata dasar tersebut adalah menyatakan sebuah tempat untuk bertapa atau bersemedi.


Dalam peradaban Jawa pada masa lalu sebelum berkembangnya budaya Islam di tanah Jawa, bertapa adalah media munajat kepada sang Kholik. Bahkan sampai dengan sekarang dalam agama atau kepercayaan tertentu menggunakan cara bertapa dalam bermunajat kepada Tuhan-nya.

Adalah sebuah tempat, 14 km dari Kebumen tepatnya di Desa Peniron RT. 05/06 Pejagoan. Pertapan Arjuna demikian para pendahulu menyebutnya.
Sebagaimana tempat yang disucikan tempat ini mempunyai ketinggian diatas rata-rata. Dengan batu menyerupai altar selebar 2 x 2m dan beberapa lainnya menyerupai kursi kecil (dhingkik, jawa) tertata rapi. Diantara beberapa dhingklik tersebut ada sebuah dihngklik dengan ukuran lebih besar dan lebih tinggi. Sedangkan di belakang dingklik besar tersebut, sebatang pohon besar dan langka bertengger di atas batu dengan tegar.

Konon pada zaman dahulu, dua generasi yang silam dan sebelumnya tempat ini sering digunakan untuk tempat bertapa. Namun kebanyakan dari mereka yang datang bukanlah dari masyarakat setempat, namun lebih banyak dari luar daerah. Mengenai sejauh mana hasil dari bertapa di tempat ini, kita tidak tahu tetapi pada kenyataannya selalu saja ada yang datang. Di bawah pohon sebelah timur itulah rupanya tempat favorit bagi sang pertapa. Entah mengapa titik tersebut yang dijadikan tempat favorit.

Para pertapa biasanya datang pada malam hari sebelum jam 24.00 dan langsung menuju lokasi karena tidak ada juru kuncinya. Metode bakar kemenyan, kembang tujuh rupa, air putih adalah kelengkapan ritual yang biasanya tempatkan di bawah pohon tersebut sebagai sesaji. Adapun kadang kala juga terdapat perlengkapan sesaji yang lain, barangkali disesuaikan dengan hajat ritual sang pertapa.

Beberapa sumber sempat bercerita tentang kejadian-kejadian misterius yang terjadi di pertapan ini. Seperti halnya munculnya obor yang jumlahnya ratusan bahkan ribuan titik yang menyala bergantian di tempat itu. Dalam istilah masyarakat setempat disebut dengan kemamang yang ditafsirkan sebagai obor gaib. Selain kemamang, sering terdengar juga suara keramaian baik tangisan, teriakan ataupun riuh gemuruh. Namun anehnya lagi kebanyakan keanehan-keanehan tersebut di rasakan oleh masyarakat yang letaknya jauh dari lokasi pertapan dan tidak dirasakan sama sekali oleh masyarakat terdekat.

Entah kapan dan siapa yang dapat menceritakan kisah sebelumnya secara lebih detil. Kepada pembaca yang kebetulan mengetahui tentang Pertapan Arjuna ini, silahkan mengirim e mail kepada admin.

Salam…





2 komentar:

  1. Walah..wong Peniron ms nda tau pertapan si..
    Lokasine persis diatas tanjakan Pertapan yg kearah wtlawang yg ada pohon besarnya.
    Sblm thn 80an saat sy msh kecil, tempat diatas bukit itu masih lapang. Ada semacam tempat pemujaan dr tatanan kubus2 batu dg luas lebih dr 4x6 m. Ada meja dr batu ditengah dan kursi2 batu di sekelilingnya dg berpagar tanaman 'andong'.
    Ttp tempat itu telah rusak krn dikepras dg dimanit utk pelebaran jln pada thn 1984an. Skrg kondisinya sdh sangat jauh dr yg dulu krn disamping tak terawat juga tanah lapang dibukit itu telah hilang.
    Tapi kl sampeyan minat utk bertapa/meditasi InsyaAlloh msh aman kok.:)

    BalasHapus

- Urun rembug
- Nerusna dopokan
Saran: untuk lebih mempercepat, silahkan langsung pilih profil Anda pada pilihan Nama/URL dengan menuliskan Nama dan URL Anda.