16 September 2008

NGABUBURIT

Ngabuburit, entah apa artinya. Saya sendiri tidak tahu, tapi saya mengartikan (mungkin) sebuah aktifitas yang dilakukan untuk menunggu buka puasa. Banyak cara untuk menunggu waktu berbuka dan selain masjid beberapa tempat akhirnya menjadi tempat favorit dadakan untuk ”ngabuburit”, mengalihkan perhatian dari rasa lapar dan haus.

Bagi yang tinggal di kota besar, tempat untuk menunggu buka barangkali bukan hal susah. Tapi ketika pulang ke kota kecil seperti Kebumen, mencari tempat ngabuburit seperti di kota mungkin sedikit susah. Seperti pengalaman teman saya, konon dulu ketika masih kost di kota setiap sore bulan puasa selalu nonton balapan liar sesuai hobynya. Atau nongkrong di mall sambil menikmati internet gratis melalui fasilitas hotspot. Maka ketika pulang ke Kebumen, dia mengajak saya muter-muter Kebumen sampai ke pinggir hanya untuk nyari balap liar.


Di Kebumen kini, ”ngabuburit” juga mulai jadi trend. Tempat favorit untuk mengalihkan rasa lapar dan haus diantaranya alun-alun kota. Selepas direnovasi (walaupun belum tuntas) alun-alun Kebumen memang menjadi lebih Bersih, Indah, Manfaat, Aman dan Nyaman. Maka setiap sore, puluhan orang terutama anak-anak muda memenuhi alun-alun. Beragam aktifitas ngabuburit mulai nongkrong, cuci mata, olah raga (joging, basket bahkan berlatih tinju), momong anak-anak atau bahkan menjadi penjual makan/minum untuk berbuka seperti remaja di kota besar.

Tempat lain yang mulai diminati adalah menghabiskan waktu jalan-jalan di supermarket/swalayan, terutama di Rita Pasaraya dan Toserba Jadi Baru. Bahkan setelah bulan ini Toserba Jadi Baru membuka Free Hotspot Area, toserba ini mulai menjadi sasaran penikmat internet untuk menunggu waktu maghrib.

Selain memanjakan mata di dua tempat itu, ada yang menghabiskan waktu dengan membuat lapangan bola dadakan di sawah-sawah yang kebetulan baru habis panen. Aktifitas seperti yang banyak dilakukan oleh remaja-remaja di desa Karangsari dan Watubarut yang menghabiskan sore dengan bersimbah keringat bermain bola.

Barangkali ada banyak tempat ngabuburit di Kebumen. Tetapi keterbatasan saya tak bisa untuk menuangkan ceritanya di sini. Untuk itu, jika ada teman yang punya info tempat ngabuburit lain dimanapun, silahkan beritahu melalui komentar disini.

Istilah dan aktifitas ngabuburit telah menjadi trend baru bagi masyarakat kita. Apapun, selama dilakukan dengan positif sepertinya tidak mengurangi makna ibadah puasa kita. Memang, memperbanyak amalan dengan aktifitas keagamaan barangkali lebih baik dari sekedar tongkrong sambil cuci mata. Semuanya kembali pada kita dengan pilihan dan resikonya.

4 komentar:

  1. kalo ngabuburit kebanyakan masih positif, tapi kalo kegiatan bakda subuh ada yg bu-nga-ri-but di dekat tempat saya; yaitu ada balap liar di ring-road pada jam 5-an pagi :)

    BalasHapus
  2. ngabuburit ternyata dari bahasa sunda

    yang artinya menunggu malam

    "Ngabuburit berasal dari kata burit, sebuah representasi waktu yang menunjukkan mulainya malam hari. Ngabuburit artinya mengisi waktu hingga burit tiba. Istilah ini sering digunakan pada bulan puasa sebagai trend dalam menanti waktu berbuka. Dalam masyarakat Sunda hal ini sudah membudaya dan menjadi istilah baku dalam kamus."

    http://yulian.firdaus.or.id/2004/10/14/ngabuburit-dan-representasi-waktu-dalam-bahasa-sunda/

    BalasHapus
  3. Matur nuwun masukannya Kang. Saya memang males buka2 karena untuk itu butuh waktu. Maklum, karena pake koneksi hp, kecepatan akses jadi problem disini.
    Dengan demikian definisi ngabuburit sudah jelas. Kalo mau dipaksakan, apa yg saya artikan juga nda terlalu salah. Toh waktu berbuka adalah maghrib itu. Hehehe

    BalasHapus
  4. he eh, iya sekarang sudah jadi bahasa baku/kata baku dalam bahasa indonesia, yang artinya menunggu berbuka puasa :)

    tp awal nya dari bahasa sunda tadi :)

    BalasHapus

- Urun rembug
- Nerusna dopokan
Saran: untuk lebih mempercepat, silahkan langsung pilih profil Anda pada pilihan Nama/URL dengan menuliskan Nama dan URL Anda.