30 Mei 2008

BIJI PETAI, si bau yang bikin pintar

Petai (parcia speciosa) atau pete dalam bahasa Peniron adalah salah satu makanan favorit sebagian wong lor, Peniron dan sekitarnya. Entah untuk daerah Kebumen yang lain tetapi di tempat mertua saya, Bojong, Panjer Kebumen, biji pete hanya dijadikan sebagai penyedap sayur saja, tidak untuk lalap seperti di Peniron. Di negara-negara Barat, konon biji petai dijuluki sebagai the most horrible food in the world (makanan paling mengerikan di dunia) karena baunya yang sangat menyengat.

Biji petai, meski menghasilkan bau tidak sedap, sangat disukai oleh sebagian orang karena dapat meningkatkan selera makan. Petai dapat dimakan mentah, sebagai lalap, direbus, digoreng atau dibakar.

Dan tahukah Anda, dibalik baunya yang ”aduhai” petai ternyata memiliki kandungan gizi yang hebat. Dibandingkan dengan apel, buah yang oleh wong Peniron dianggap lebih ”kota”, petai memiliki protein 4 kali lebih banyak, karbohidrat 2 kali lebih banyak, fosfor 3 kali lebih banyak, vitamin A dan zat besi 4 kali lebih banyak dan 2 kali lipat dari jumlah vitamin dan mineral lainnya. Jadi, jangan anggap ndeso biji petai Bung!

Selain mengandung antioksidan yang bisa menangkal macam-macam penyakit, petai dapat meningkatkan kemampuan belajar anak dan menghilangkan depresi.

Biji Petai Kaya Protein

Penyebab bau pada petai adalah asam amino yang dikandung biji petai. Asam amino itu didominasi oleh asam amio yang mengandung unsur sulfur (S), dan ketika terpecah-pecah menjadi komponen yang lebih kecil, asam amino itu akan menghasilkan berbagai komponen rasa yang sangat menyengat. Salah satu gas yang terbentuk dari unsur itu adalah gas H2S hidrogen sulfida) yang terkenal sebagai gas yang sangat bau.

Petai juga merupakan sumber energi yang sangat baik, yaitu 142 kilo kalori (kkal) per 100 gr biji. Petai juga mengandung 3 gula alami yaitu sukrosa, fruktosa dan glukosa yang dikombinasikan dengan serat. Kombinasi bersinergi menjadi dorongan tenaga instan tetapi cukup lama dan cukup banyak efeknya. Oleh karena itu, banyak olahragawan yang mengkonsumsi petai karena percaya mampu meningkatkan stamina. Riset membuktikan, dua porsi petai mampu memberikan tenaga yang cukup untuk melakukan aktifitas berat selama 90 menit!

Kandungan fosfor pada biji petai juga cukup baik yaitu 1,15 mg per gr biji.

Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak setelah kalsium. Kurang lebih satu persen berat tubuh kita terdiri dari fosfor.

Petai juga mengandung vitamin C yang cukup tinggi yaitu 46 mg per 100 gr biji. Penjagaan agar fungsi tubuh tetap mantap banyak dipengaruhi oleh kandungan vitamin C dalam tubuh. Perannya dalam proses penyembuhan luka serta daya tahan tubuh melawan infeksi dan stres. Kandungan vitamin A pada petai juga cukup baik yaitu 200 IU per 100 g. Vitamin A berperan menjaga kornea mata agar tetap sehat.

Biji Petai Hilangkan Stress

Menurut survey yang pernah dilakukan diantara penderita stress, banyak orang merasa lebih baik setelah makan petai. Hal ini terjadi karena petai mengandung tryptophan, sejenis protein yang diubah tubuh menjadi serotonin. Inilah yang akan membuat relaks, memperbaiki mood dan secara umum membuat seseorang lebih bahagia.

Jika mengalami stress saat ”tamu” datang, anda bahkan tak perlu minum pil tertentu. Cukup atasi dengan makan petai. Vitamin B6 yang terkandung didalamnya akan mengatur kadar gula darah yang dapat mengatur mood.

Menurut riset dalam The New England Journal of Medicine, makan petai sebagai bagian dari makanan sehari-hari akan menurunkan resiko kematian akibat stroke sampai 40 persen. Jadi anggapan selama ini bahwa makan petai akan membuat kita hipertensi adalah anggapan yang salah.
Buah petai juga dapat meningkatkan kemampuan otak. Sebuah studi yang dilakukan terhadap 200 siswa di Twickenham (Middlesex) menyatakan bahwa siswa itu mengalami peningkatan kemampuan belajar setelah memakan petai pada saat sarapan, istirahat dan makan siang.

Petai juga mampu menetralkan asam lambung dan mengurangi iritasi dengan melapisi permukaan dalam lambung. Petai memiliki efek antasid pada tubuh sehingga bila dada Anda terasa panas akibat kebanyakan makan, cobalah makan petai untuk mengurangi resiko sakitnya. Karena kandungan energinya yang tinggi, petai dianjurkan dimakan antara dua waktu makan untuk mempertahankan kadar gula darah dan menghindari muntah.

Cara Menghilangkan Bau Petai

Selama ini, sebagian orang menghindari makan petai karena risih akan baunya dan mengganggu dalam pergaulan kita. Tetapi dengan banyaknya kandungan petai yang sangat luar biasa, mungkin Anda menjadi tertarik untuk mengkonsumsi tanpa takut berbincang dengan orang karena mulut yang bau petai.

Ada cara untuk menetralisir/menghindarkan bau petai. Meskipun belum terbukti secara ilmiah, yaitu
  1. Setelah selesai makan, kunyahlah nasi putih tanpa lauk sebanyak 2 kali masing-masing sekitar 25 kunyah.
  2. Kunyahlah buah mentimun setelah makan biji petai atau
  3. Kunyahlah bubuk kopi (boleh tambah gula) setelah makan petai beberapa menit, kemudian kumur dengan air dingin.
  4. Jangan lupa saran dokter, sikat gigi setiap habis makan.
Selamat mencoba...

27 Mei 2008

BLT, UNTUK SIAPA?

Amin Tohari (45 tahun) tetangga saya baru saja pulang dari sawah. Baju lusuh dan peluh yang masih menempel ditubuh kekarnya menandakan dia memang seorang pekerja keras. Toh begitu, wajahnya tak dapat mampu menyembunyikan kegundahannya. Dengan 2 orang anak yang salah satunya sudah di SMP, dia amat gundah dengan situasi yang dihadapinya saat ini. Berbekal sepetak sawah yang dia jadikan lahan untuk tumpuan hidup, yang hanya bisa untuk bisa bertahan hidup, betapa kenaikan BBM menjadi pukulan yang amat telak buat kehidupannya.

Bagaimana dia bisa bertahan jika sebelum BBM naik saja dia sudah gali lubang tutup lubang untuk makan dan menyekolahkan anaknya? Padahal, tentu kenaikan harga BBM akan dikuti pula kenaikan harga-harga kebutuhan hidupnya yang selama ini saja sudah begitu sulit dia jangkau?

Satu hal lagi yang membuat dia sakit hati, kondisi kehidupannya yang sangat berat tidak lantas menjadikan dia terdaftar sebagai calon penerima BLT, baik tahun lalu dan mungkin diteruskan sekarang. Protes kepada perangkat desa bersama rekan yang senasib dirinya sudah berkali-kali dia layangkan, toh perangkat desa ternyata pun hanya merespon dan tak bisa mewujudkan harapannya agar bisa dicatat sebagai rakyat miskin.
Demikianlah dia berkeluh ketika mampir di teras rumah saya. Dia tak langsung pulang dan lebih memilih menuangkan waktu untuk membagi keluhannya. Memang berat beban yang dia sandang, apalagi ketika pemerintah lagi-lagi menambah kesulitan hidupnya dengan menaikkan harga BBM.
Ah..seandainya pemimpin kita bisa merasakannya..

Lain lagi dengan tetangga saya Natareja (46 tahun). Jika dibandingkan dengan Amin Tohari, kehidupannya jelas jauh lebih baik untuk ukuran desa Peniron. Dengan sawah yang luas dia bisa hidup dengan rumah yang baik bentuk maupun isinya jauh lebih baik dari Amin. Tetapi entah parameter apa yang dipakai pemerintah dalam untuk menentuka kategori ”miskin” sehingga dari dulu tercatat sebagai penerima BLT.
Ketika saya temui, toh tetap saja memgeluh. Bahkan secara jujur dia mengharapkan tak ingin mendapat BLT lagi. Dia yang orang ndeso, petani tulen dan tidak tamat SD dengan tegas mengatakan, BLT tidak menjadikan orang kaya. Justru program pemerintah termasuk menaikkan BBMlah yang membuat banyak rakyat menjadi miskin karena apa-apa jadi mahal. HEBAT!
Orang kecil saja tahu, kenapa orang gede tidak?

Itulah realita yang saya dapatkan, yang saya yakin tidak didapat oleh SBY – JK beserta pembantu-pembantunya. Kalaupun dia mendapat jawaban dari rakyat yang dia temui, saya yakin mereka tidak mendapatkan jawaban yang jujur. Kalaupun dia mendapat laporan dari pembantunya, saya yakin laporan itu hanya ABS semata.

BLT ANTARA PRO DAN KONTRA

Peluncuran program BLT yang menurut Andi Mallarangeng didasari niatan untuk merubah budaya dari subsidi barang ke orang memang menimbulkan banyak ekses. Maka, pendapat pro dan kontrapun muncul. Tetapi pada setiap kesempatan, saya lebih sering mendapatkan tanggapan kontra bahkan sinis tentang program ini.

Jika alasan pemerintah ingin merubah budaya subsidi, maka dengan program BLT pemerintah juga membuat budaya-budaya baru yaitu BUDAYA MALAS, BUDAYA CENGENG dan bahkan BUDAYA PENGEMIS. Bukankan itu sangat kontraproduktif dengan semangat yang dislogankan SBY pada pesta Kebangkitan Indonesia beberapa waktu di Seyanan dengan INDONESIA BISA-nya?

Bagaimana rakyat bisa memahami kalau Indonesia berada dalam krisis ketika masih ada duit yang dibagi-bagi?
Kalau seperti itu, bukankah negara masih punya duit dan tidak perlu menaikkan harga BBM yang berimbas pada naiknya inflasi?

Lantas logika apa yang digunakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM dan kemudian membagi-bagi duit? Logika politikkah? Atau ingin mempertahankan citra diri ditengah cibiran kegagalan yang ditujukan kepadanya?

Lantas kemana suara wakil rakyat dan partai-partai yang selama kampanye berjanji akan membela kepentingan rakyat? Atau mungkin memang benar bahwa mereka cuma pandai bersilat lidah dan bermain logika. Ataukah mereka takut kelihatan bodonya karena sebenarnya kenaikan BBM adalah hasil persetujuan DPR saat penetapan APBN?

BLT DI PENIRON

Pembagian BLT di Peniron, sama dengan desa-desa lain. Kisruh, semrawut dan asal jalan. Akibatnya, disamping banyak yang tidak tepat sasaran, program ini tidak memberi efek positif bagi masyarakat, bahkan lebih banyak mencatat efek negatif. Tetapi itu bisa dimaklumi karena sepertinya program BLT memang program yang asal jalan.

Dampak negatif dan masalah sosial adanya BLT :
  1. Renggang dan menipisnya budaya/sikap toleransi masyarakat desa, baik antar masyarakat maupun dengan pihak pemerintah desa. Hal ini disebabkan tidak jelasnya kriteria dalam memiskinkan masyarakat sehingga menimbulkan kecemburuan dan ketidakpuasan beberapa pihak.
  2. Tumbuhnya sikap apatis dan menipisnya budaya gotong royong. Carut marutnya BLT disikapi emosional oleh masyarakat dengan sikap apatis dan melunturkan budaya yang amat berharga yaitu enggannya masyarakat untuk melakukan budaya gotong royong. Karena ada anggapan bahwa telah terjadi pilih kasih dalam sensus kemiskinan, maka mereka memprotesnya dengan tidak mau dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan pemerintah.
  3. Hilangnya sikap hormat masyarakat desa kepada pemimpin, utamanya perangkat desa. Fenomena Ini tentu sangat berbahaya karena hilangya kewibawaan pemerintah akan sangat mempengaruhi kelancaran program pemerintah.
  4. Renggangnya rasa kekeluargaan sebagai ciri khas masyarakat pedesaan.
USULAN SEBAGAI PENGGANTI BLT

Duit yang dibagi-bagi, bagi para pejabat memang sangat kecil jumlahnya. Tetapi bagi masyarakat desa, uang begitu berharganya. Di Peniron, jika masih menggunakan data lama maka calon penerima sekitar 680 orang. Jika dikalikan Rp. 100.000,- per-bulan maka ada 68.000.000,- yang masuk ke Peniron. Jika BLT dibagikan setiap 3 bulan, maka setiap triwulan akan masuk dana 204.000.000,-, jika dalam satu tahun berarti Rp. 816.000.000,-

Peniron, yang masih membutuhkan infrastruktur peningkatan ekonomi, uang sebesar itu akan sangat berarti jika dialokasikan untuk peningkatan ekonomi baik sarana maupun SDM.

Ilustrasi dan mimpi:
  • Jika dana BLT dibelanjakan ternak sapi, maka dalam 3 bulan bisa didapat 40an ekor sapi @ 5 jutaan dan dalam 1 tahun akan ada 160 ekor sapi. Dengan adanya sapi, maka akan mudah dibentuk kelompok ternak dan dengan adanya kelompok ternak akan mudah dilakukan penyuluhan mengenai agrobisnis, pengelolaan lingkungan dan cara beternak yang baik. Dengan kelompok ternak serta peningkatan SDM karena intensnya penyuluhan, maka akan mudah membentuk koperasi. Jika ada koperasi maju, bukankah tidak hanya usaha ternak aygn dikembangkan, tetapi juga usaha pendukung lainnya seperti usaha pakan, usaha jual beli sapi, usaha jagal, usaha kompos dan lain-lain?
    Jika dikelola dengan baik, silahkan hitung keuntungan multiplier dari model seperti ini.
  • Jikalau duit BLT tidak semata-mata dibagi-bagi, tetapi diberikan dengan model Padat Karya seperti jaman Orde Baru, maka masyarakat dengan kriteria miskin bisa bekerja untuk mendapatkan uang. Dengan bekerja sebenarnya mereka tetap memegang filosofi nenek moyangnya yaitu ”pangan ora temumpang lambe, tapi pangan temumpang gawe”. Dengan itu, maka akan rakyat akan terjaga dari rasa malas dan cengeng ditengah kesulitan hidup yang diciptakan pemerintahnya.

Di samping itu, bukankah kerja dari masyarakat miskin dengan bentuk padat karya akan menciptakan infrastruktur untuk menunjang aktifitas ekonomi yang tidak hanya bisa dinikmati oleh mereka yang miskin? Dan dengan itu, akan terjaga perilaku ”melu handarbeni” terhadap sarana umum itu itu bersama-sama.

Minimal, jika pemerintah desa boleh diberi keleluasaan dalam mengelola dana itu, tentu akan lebih tepat pada sasarannya. ...tapi jangan-jangan jadi lahan korupsi baru?..

Ataukah lebih baik dana itu bisa dibebaskan untuk dikelola oleh masyarakat untuk apa saja? Itu sekilas sebagai gambaran, kenapa pemerintah tidak mengalihkan saja model BLT ini dengan program yang jelas-jelas lebih memberdayakan masyarakat.

Sekarang jika jelas-jelas BLT bukan program yang pro rakyat, dan justru hanya menciptakan kebodohan dan kemiskinan yang merupakan faktor terpuruknya bangsa ini, kenapa tidak kita tolak? Lantas kapan kita bisa ternetas dari krisis jika kita justru semakin dimiskinkan dan dibodohi?

Maka kita tunggu sikap pemerintah desa Peniron untuk merespon BLT ini? Beranikah mereka menolaknya atau mengalihkan untuk kegiatan yang lebih memberdayakan? Atau minimal mengkampanyekan pemahaman ke masyarakat, bahwa BLT tidak akan membuat kaya dan tidak menolong mereka dari kesulitan karena TIDAK MAMPUnya Menteri Perdagangan dalam menurunkan harga-harga.. (berdasarkan pengakuannya di iklan tv lho)

Ah..saya pesimis karena Bupati bahkan Gubernur saja tidak berani menolaknya...

26 Mei 2008

PEMBANGUNAN PENIRON, Peningkatan Pembangunan Infrastruktur Berbasis Swadaya Masyarakat

Peniron, desa kita ini sedang melakukan berbagai kegiatan pembangunan infrastruktur di berbagai dusun. Antusiasme warga sangat kental, terbukti dengan semangat swadaya menyambut dana-dana stimulant yang dikucurkan pemerintah.

Oleh : Sumedi Sastrawardaya, A.Md.Kom


Peniron, desa seluas 951 Hektar. Terbagi atas 8 Kadus (Kepala Dusun), 12 RW dan 45 RT merupakan desa terluas yang ada di wilayah Kecamatan Pejagoan. Kondisi alam pegunungan dan sulitnya daerah-daerah pinggiran untuk dijangkau oleh kendaraan baik roda 2 maupun roda 4 menjadi kendala dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Bahkan sebagian wilayah dusun ada yang belum dapat dijangkau dengan kendaraan roda 4 sehingga akses masyarakat ke pusat pemerintah desa, kecamatan ataupun kabupaten menjadi terhambat.

Demikian pentingnya infrastruktur fisik, maka Pemerintah Desa dibantu dengan lembaga-lembaga desa yang ada sampai dengan saat ini masih berkonsentrasi membuka jalan ke dusun-dusun terisolir. Setelah infrastruktur khususnya jalan dan jembatan dibangun masyarakat akan lebih mudah untuk melakukan akses ke pusat-pusat perekonomian. Diharapkan setelah adanya perbaikan sarana dan prasarana tersebut peningkatan pendapatan akan dicapai sehingga kesejahteraan masyarakat juga terangkat.

Semangat kebersamaan dalam wujud gotong – royong menjadi kunci utama dalam keberhasilan pembangunan di Peniron. Terbukti sudah, ketika masyarakat bergandengan tangan dengan pemerintah desa dan lembaga, Peniron tahun ini mendapatkan beberapa sumber pendanaan pembangunan fisik, baik dari anggaran rutin pemerintah daerah maupun dana-dana stimulant dari Bank Dunia.

Kami ucapkan selamat kepada beberapa kadus yang tahun ini mendapatkan prioritas pembangunan fisik diantaranya adalah :

1. PENGASPALAN JALAN CURUG – SILAMPENG :
Bantuan aspal Pemkab akan direalisasikan dalam waktu dekat, 20 drum aspal diperkirakan akan mencukupi untuk pengaspalan sampai dengan dukuh Silampeng. Penghargaan setinggi-tingginya disampaikan kepada masyarakat setempat yang telah bersedia untuk menyambut bantuan stimulant ini dengan melakukan swadaya material dan tenaga, walau bukan hal yang ringan namun semangat tak pernah surut dari warga setempat.

Selanjutnya untuk jalan menuju Dukuh Sibango belum dapat dilanjutkan karena belum ada macadam. Dalam tahun ini juga makadam Silampeng-Sibango akan dirintis, semoga tahun yang akan datang jalan aspal ini akan berlajut, sehingga transpotrasi dapat lancar dan untuk dapat mencapai Desa Pengaringan tidak repot lagi.

2. RABAT BETON CURUG – CINDE
Bantuan Pemkab berupa 100 zak PC (semen) akan digunakan untuk Rabat beton antara Curug bagian selatan menuju Cinde. Kondisi tanah merah yang sangat licin sangat menyulitkan transportasi masyarakat setempat utamanya pada musim penghujan. Sehingga jalan ini menjadi perhatian Pemerintah Desa Peniron. Berkat dukungan dari masyarakat dan upaya maksimal dari Kepala Desa didukung Lembaga Desa akhirnya tahun ini jalan tersebut mendapatkan alokasi bantuan berupa PC (semen). Terima kasih atas kesediaan swadaya bagi masyarakat setempat yang telah menyediakan kelengkapan material pendukung lainnya. Selamat menikmati….

3. PENGADAAN SARANA AIR BERSIH
Sumber dana dari anggaran PAMSIMAS, sebesar kurang lebih Rp. 275 juta ini akan di realisasikan tahun ini juga di 3 kadus di Peniron:
  • KADUS BAK : Lokasi di Mata Air Curug dengan debit 1.5 liter/ detik, mempunyai daya tahan pada musim kemarau sehingga dapat dimanfaatkan oleh warga setempat yang selama ini selalu saja kesulitan air pada musim kemarau. Mata air ini diperkirakan dapat mencukupi sekitar 50 kepala rumah tangga.
  • KADUS KRAJAN : Lokasi di Mata Air Kalipancur dengan debit 1.5 liter/ detik, mempunyai daya tahan pada musim kemarau sehingga dapat dimanfaatkan oleh warga setempat yang selama ini mengambil air ke sungai Lukulo pada musim kemarau dengan jarak 1.5 km. Mata air ini akan didistribusikan ke 70 kepala rumah tangga di wilayah setempat.
  • KADUS PERKUTUKAN :Lokasi di Mata Air Pranji dengan debit 2.5 liter/ detik, merupakan beji (sumber air yang tidak pernah kering. Red) akan didistribusikan kurang lebih sejauh 2 KM untuk mencukupi kebutuhan air bersih untuk 75 rumah tangga di Dukuh Perkutukan khususnya, dimana masyarakat penerima bantuan itu sebagian nerupakan Rumah Tangga Miskin (RTM) yang sangat kesulitan air bersih utamanya saat kemarau datang.

4. PEMBANGUNAN JEMBATAN DAN RABAT BETON BULUGANTUNG - KR. DUREN
Sebentar lagi, Karangduren sebuah dukuh terisolir di bagian barat laut dari pusat Pemerintahan Desa Peniron akan segera terbuka. Sebuah jembatan besar dengan bentangan panjang 8 meter dan lebar 4 meter akan berdiri megah dan menjadi sarana penghubung yang efektif baik menggunakan kendaraan roda 4 maupun roda 2. Bukan saja itu, rabat beton berikut normalisasi jalan berupa pelebaran manjadi 4 meter, sepanjang 1000 m, juga sedang diperjuangkan untuk mendapatkan pendanaan dari PNPM PPK 2008 untuk wilayah Kecamatan Pejagoan yang dananya mencapai 2,75 Milyar. RAB sedang digodok dan hampir mencapai final.

Antusiasme warga setempat yang rata-rata bekerja sebagai petani sangat terasa. Terbukti dengan semangat kegotongroyongan, mereka mulai mengumpulkan sarana pendukung swadaya masyarakat sebesar 25% berupa material batu dan pasir. Dengan terbukanya daerah ini kurang lebih sekitar 250 KK akan dapat merasakan manfaatnya secara langsung.

5. PEMBANGUNAN JALAN RABAT BETON KLAPASAWIT
Sekitar 75 KK dari Dusun Klapasawit akan mendapatkan fasilitas jalan dengan konstruksi rabat. Pembangunan jalan sepanjang + 850m ini akan dibiayai dari Alokasi Dana Desa (ADD) Tahun 2008 yang merupakan Anggaran Rutin Pemkab Kebumen.

Masyarakat Klapasawit patut merasa lega karena jalan tanah yang ada sekarang ini sangat menyulitkan transportasi segera akan dibenahi dan arus perekonomian juga akan semakin lancar. Namun demikian semuanya tidak akan terwujud tanpa dukungan dari masyarakat setempat berupa swadaya baik tenaga maupun material utamanya adalah batu.

Peniron memang hanyalah sebuah desa, namun disana kita dilahirkan, bagaimanapun kita mesti menempatkannya sebagai sebuah kebanggan tersendiri sebagai tumpah darah yang patut kita perjuangkan demi kemajuannya. Kemajuan Peniron ada ditangan kita, bukan siapa-siapa. Peniron masih membutuhkan uluran dan kontribusi kita baik dalam segi apapun, bukan saja material namun pemikiran dan kepedulian juga sangat dibutuhkan.

Dengan semangat kebersamaan mari kita bangun Peniron yang lebih baik dari hari ini.

Indonesia Bisa!!! Kenapa Peniron tidak???

Salam…

24 Mei 2008

PENIRON-ONLINE.CO.CC FORUME DEWEK

Sedulur, minggu kemarin teman kita Ario_Takahara yang asli Watulawang dan sekarang ada di Malang sudah membantu kita dengan mengorbitkan webforum bertitel www.peniron-online.co.cc.

Web forum ini didedikasikan untuk kita sebagai sarana untuk memberi ruang yang lebih luas dan leluasa kepada kita untuk kenalan, ngobrol bebas, berbagi ilmu, tukar info, tukar link dan memberi kesempatan kepada kita untuk memberi kontribusi pemikiran konstruktif, khususnya ide untuk kemajuan kawasan Kebumen utara seperti Peniron, Watulawang, Pengaringan, Kebagoran, Karangreja, Kebakalan, Clapar, Gunungsari, Kajoran, Karanggayam dan sekitarnya.

Diawali dengan forum ini, diharapkan kedepan akan tumbuh solidaritas antar desa di kawasan ini dan pada saatnya akan tercipta kawasan damai dan kondusif demi mengejar ketertinggalan kawasan ini dari daerah lain di Kabupaten Kebumen.

Jikapun tujuan di atas terlalu muluk [dan sepertinya memang iya sih], minimal forum ini bisa dijadikan sarana komunikasi alternatif bagi sesama warga Kebumen yang tersebar dimanapun.

Mangga sedulur-sedulur, mampir nang gubug kiye ben gendu-gendu rasane dadi lewih gayeng. Nek jeneng forum kan ora patia penting mbok? Tapine nek mengko akeh usul kudu ganti ya ora masalah. Prinsipe, asal rika puas, aku ya marem. Kan kaya kue mbok?

Tapi aja kelalen, bloge rika ya aja kelalen diopeni.. Mengko nek aku mampir umahe rika suwung kepriwe.. He..he..

O iya..Matur nuwun Kang Aryo..

23 Mei 2008

SINYAL HP SUDAH BISA, SINYAL TV KAPAN YA?

Sebelum tahun 2006, Peniron menjadi daerah blankspot, baik untuk sinyal komunikasi selular maupun media tv. Memang tidak semua daerah mengalami kendala komunikasi itu. Untuk daerah Peniron yang berada sedikit lebih di atas, sinyal hp dan tv bisa mereka nikmati, tetapi untuk daerah lembah atau yang berada di bawah, sinyal hp dan tv merupakan barang langka. Saat itu, untuk dapat menggunakan hp kami harus naik ke tempat yang lebih tinggi atau ke tempat yang lapang untuk mendapatkan sinyal nyasar. Sedangkan untuk mendapatkan sinyal tv, kami harus memasang antena setinggi mungkin dan itupun belum tentu bisa. Bagi yang punya duit, memasang antena parabola jadi pilihan demi untuk dapat menonton tv. Bahkan dulu, demi menonton sepak bola yang bebas acak, terpaksa kami harus numpang nonton sampai desa Watulawang, yang karena berada di daerah yang lebih tinggi, sinyal tv dapat ditangkap dengan sangat baik.

Sebelum tahun 2006, sinyal telepon memang sudah dapat dinikmati dengan layanan telkom fleksi, itupun dengan kami harus memasang antena tinggi-tinggi atau menggunakan jasa wartel.
Sejak 3 tahunan yang lalu, mimpi untuk berkomunikasi dengan sinyal telepon seluler telah menjadi kenyataan. Minimal ada 3 operator layanan selular yang dapat dinikmati dengan baik karena adanya tower BTS dari ketiga operator di timur desa. Seperti bangun dari mimpi panjang, kini hp hampir dipunyai di setiap rumah, bahkan konon di SMPN2 Pejagoan lebih dari tiga perempat siswanya membawa hp ke sekolah.

Seiring maraknya penggunaan hp di Peniron, kini banyak bermunculan tempat penjualan hp, pulsa dan asesoris hp. Kami yang melakukan penelusuran pada minggu lalu, mencatat ada 7 konter seluler baik yang menjual hp dan asesoriesnya maupun hanya melayani pengisian pulsa. Di satu sisi, masuknya layanan dari operator selular memang sangat membantu masyarakat dalam kemudahan berkomunikasi, tetapi penggunaan hp yang begitu marak jika tidak dibarengi dengan pengetahuan yang memadai juga akan menciptakan efek negatif. Disamping munculnya pola hidup konsumtif, efek yang sangat merisaukan adalah rendahnya kontrol orang tua terhadap penggunaan hp oleh anak-anak untuk hal-hal yang menyimpang, misalnya pornografi.

Ketika sinyal hp sekarang sudah masuk desa, yang 4 tahun lalu dianggap tidak mungkin masuk Peniron yang dikelilingi gunung-gunung, lantas kapan sinyal tv akan gampang diakses di Peniron dan desa sekitarnya? Terutama desa-desa yang bukan di daerah tinggi?

Persoalan sinyal tv yang buruk memang menjadi problem di daerah utara Kebumen. Di desa-desa di Kecamatan Pejagoan sebelah utara, Kec. Karanggayam dan kec.Karangsambung, sinyal tv bisa dinikmati dengan mudah bagi mereka yang hidup didataran tinggi. Bagi yang hidup dibawah, untuk menikmati sinyal tv yang baik warga terpaksa harus memasang antena parabola.
Persoalan ini pernah ditangkap menjadi peluang usaha oleh warga Kaligending, salah satu desa di kecamatan Karangsambung di timur Peniron, dengan membuat stasiun relay sederhana dan dipancarkan ke desa-desa sekitar termasuk Peniron. Namun nampaknya besarnya biaya operasional menjadi kendala hingga akhirnya gulung tikar.

Tampaknya, untuk menikmati gambar tv yang baik masyarakat di daerah utara tetap bisa berharap. Tak ada sesuatu di dunia ini yang tidak mungkin, seperti halnya terwujudnya mimpi mendapatkan sinyal telpon seluler seperti sekarang. Semoga...

Ada yang punya pendapat?


Ana sing ngomong : “ngonoh lah, aku wis urip nang kota be..!”
Lurah Yono : “KURANG AJAR RIKA YA!”
Ana sing komentar maning :“salahe urip nang ndesa Lur!” Ha..ha..

19 Mei 2008

JENITRI TIDAK HANYA BIJI TITISAN DEWA


Kedua mata Prof I Nyoman Kabinawa terpejam. Ia duduk bersila mengenakan pakaian putih. Bibirnya merapalkan doa. '...Dhimahi dhiyo nah pracodayat.' Pada saat bersamaan, jari manis tangan kanannya memutar biji mala seukuran buah kersen hingga 108 kali. Telunjuk dan kelingking terlarang menyentuh mala yang tersusun dari biji buah jenitri.

Itulah ritual Prof I Nyoman Kabinawa dan penganut Hindu lain saat bermeditasi. Dalam ritual itu, jenitri elemen penting lantaran mempunyai nilai mitos tinggi. 'Sebelum digunakan untuk meditasi, jenitri mesti diberi mantra agar memiliki kekuatan,' kata Kabinawa, periset Pusat Penelitian Bioteknologi, LIPI. Dengan kekuatan itu, doa yang dipanjatkan pun sampai ke Sang Hyang Widi.

Rudraksha-sebutan jenitri di India adalah tanaman setinggi 25-30 m dengan batang tegak dan bulat berwarna cokelat. Sepanjang tepi daunnya bergerigi dan meruncing di bagian ujung. Dalam bahasa India, rudraksa berasal dari kata rudra berarti Dewa Siwa dan aksa berarti mata. Sehingga arti keseluruhan: mata Siwa. Sesuai namanya, orang Hindu meyakini rudraksa sebagai air mata Dewa yang menitik ke bumi. Tetesan air mata itu tumbuh menjadi pohon rudraksa.

Mata Siwa

Di Indonesia, biji titisan Dewa Siwa itu populer dengan nama ganitri, genitri, atau jenitri. Indonesia merupakan pengekspor dan produksen terbesar di dunia. Pohon jenitri atau bahasa latinnya Elaeocarpus ganitrus banyak ditanam di Jawa Tengah, Sumatera, Kalimantan, Bali, dan Timor. Indonesia memasok 70% kebutuhan jenitri yang diekspor dalam bentuk butiran biji. Sebanyak 20% pasokan lainnya dari Nepal. Sedangkan India, negara paling banyak menggunakan rudaksa hanya memproduksi 5%.
Menurut Ir. Komari, peneliti dari Pusat Penelitian Institut Teknologi Bandung, biji-biji jenitri keras dan awet, bisa digunakan untuk 8 generasi. Kecuali ukuran, setiap biji memiliki jumlah lekukan atau mukhis berbeda. Jumlahnya bervariasi mulai dari 1 hingga 21 mukhis yang memiliki perbedaan arti. Semakin banyak mukhis harganya kian tinggi.

Manfaat jenitri bukan sekadar alat 'hitung' dalam berdoa laiknya tasbih bagi kaum Muslim atau rosario bagi umat Nasrani. Biji jenitri juga berfungsi menghilangkan stres. Itu dibuktikan oleh Dr Suhas Roy dari Benaras Hindu University. Penelitiannya mengungkap utrasum bead-sebutan jenitri di Amerika-biji jenitri mengirimkan sinyal secara beraturan ke jantung ketika digunakan sebagai kalung. Ia mengatur aktivitas otak yang mengarah pada kesehatan tubuh.

Efek itu diperoleh lantaran biji sima-sebutan jenitri di Sulawesi Selatan-memiliki sifat kimia dan fisik berupa induksi listrik, kapasitansi listrik, pergerakan listrik, dan elektromagnetik. Karena itu biji jenitri mempengaruhi sistem otak pusat saat menyebarkan rangsangan bioelektrokimia. Hasilnya, otak merasa tenang dan menghasilkan pikiran positif.

Sebetulnya, komposisi kimia jenitri tak beda jauh dengan buah lainnya. Antara lain 50,024% karbon, 17,798% hidrogen, 0,9461% nitrogen, dan 30,4531% oksigen. Beberapa elemen mikro dalam biji tanaman anggota famili Elaeocarpaceae itu adalah aluminum, kalsium, klorin, tembaga, kobalt, nikel, besi, magnesium, mangan, dan fosfor.

Panasea

Pembeda jenitri dan buah lain terungkap melalui riset Institut Teknologi India. Jenitri memiliki nilai spesifik gravitasi sebesar 1,2 dengan pH 4,48. Saat digunakan untuk berdoa, misalnya, jenitri memiliki daya elektromagnetik sebesar 10.000 gauss pada keseimbangan Faraday, hasil konduksi elektron alkalin. Gara-gara itulah jenitri dipercaya mengontrol tekanan darah, stres, serta berbagai penyakit mental.

Jenitri juga dipercaya menyembuhkan epilepsi, asma, hipertensi, radang sendi, dan penyakit hati. Ia berguna saat dikalungkan di leher ataupun diminum air rebusan. Caranya? Biji jenitri direndam semalam lalu diminum saat perut kosong. Itu terbukti efektif meredam hipertensi dan menghasilkan perasaan tenang dan damai. Dalam 7 hari, tekanan darah turun bila dibarengi dengan mengalungkan jenitri di leher. Khasiat lain, jenitri berfungsi sebagai pelindung tubuh dari bakteri, kanker, dan pembengkakan.

Begitulah riset sahih Singh RK dari Departemen Farmakologi, Banaras Hindu University, India. Ia menggunakan berbagai larutan seperti petroleum eter, benzena, kloroform, asetone, dan etanol untuk melarutkan 200 mg/kg buah jenitri kering. Larutan jenitri hasil perendaman selama 30-45 menit itu menunjukkan sifat antipembengkakan radang akut dan nonakut pada tikus yang dilukai. Di luar itu, jenitri menghilangkan sakit kepala alias antidepresan dan antiborok pada tikus terinjeksi.
Uji praklinis yang melibatkan babi sebagai satwa percobaan, membuktikan jenitri mencegah kerusakan paru-paru. Sebelumnya, babi diinduksi pemicu luka, histamin, dan asetilkoline aerosol. Meski diberi zat perusak paru-paru, organ pernapasan babi-babi itu tetap baik.

Duduk perkaranya karena glikosida, steroid, alkaloid, dan flavonoid yang terkandung dalam jenitri melindungi paru-paru. Keempat zat organik itu juga bersifat antibakteri. Terhitung 28 jenis bakteri gram positif dan negatif enyah oleh ekstrak jenitri antara lain Salmonella typhimurium, Morganella morganii, Plesiomonas shigelloides, Shigella flexnerii, dan Shigela sonneii.

Menurut A B. Ray dari Department of Medicinal Chemistry, Banaras Hindu University, India, alkaloid yang terkandung dalam jenitri: pseudoepi-isoelaeocarpilin, rudrakine, elaeocarpine, isoelaeocarpine, dan elaeocarpiline. Senyawa itu berkhasiat meluruhkan lemak badan. Caranya, 25 gram buah Elaeocarpus ganitrus kering, dicuci dan direbus dalam 1 gelas air sampai air rebusan tersisa separuh. Setelah air rebusan dingin, saring, lalu minum sekaligus.

Pengisap polutan

Cuma itu faedah genitri? Ada lagi peran lain yang dimainkan oleh genitri sebagaimana hasil riset Dwiarum Setyoningtyas dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung: jenitri sebagai penyerap polutan. Ia membandingkan konsentrasi gas sulfur oksida, nitrogen oksida, dan karbon monoksida dalam kotak kaca berisi tumbuhan ganatri dengan kotak tanpa tumbuhan.

Ke dalam kedua kotak kaca diembuskan emisi gas buang dari hasil pembakaran tiga jenis bahan bakar yang memiliki kandungan biodiesel yang berbeda. Yaitu 10% biodiesel (B-10), 5% biodiesel (B-5), dan 0% biodiesel (B-0) sebagai pembanding. Hasilnya, tingkat pencemaran dari ketiga jenis emisi bahan bakar dalam kotak kaca berisi jenitri tercatat lebih rendah (sulfur oksida 0,81 ? 0,38 ppm, nitrogen oksida 0,49 ? 0,01 ppm, dan karbon monoksida 1,36 ? 0,71 ppm).

Bandingkan dengan kotak kaca tanpa jenitri yang pencemarannya lebih tinggi. Untuk ke-3 zat kimia itu masing-masing 5,15 ? 1,77 ppm, 0,75 ? 0,15 ppm, dan 2,34 ? 1,36 ppm. Kesimpulannya genitri berperan menurunkan tingkat pencemaran. Itu sebabnya, 'Jenitri digunakan sebagai pohon pelindung di sepanjang jalan Bandung-Lembang,' kata Eka Budianta, budayawan.

Pustaka : Trubus

PERKUTUKAN, KAMPUNG JENITRI

Jenitri atau genitri atau ganitri atau rudraksha bagi masyarakat Peniron bukan hal yang asing lagi. Budidaya tanaman dengan hasil yang sangat menjanjikan keuntungan yang luar biasa, sudah dilakukan masyarakat secara tradisional sejak tahun 80an. Daerah sekitar Peniron yang sangat terkenal dengan budidaya tanaman ini sejak lama adalah desa Pengaringan, Condongcampur dan dusun nDiwung desa Kajoran. Daerah ini berada dipuncak bukit dan merupakan sentra agro jenitri selain tanaman cengkeh. Budidaya jenitri-lah yang sejak dulu menciptakan saudagar-saudagar di desa-desa di puncak bukit itu.

Seiring perkembangan, kini jenitri telah dibudidayakan hampir menyeluruh di Kebumen. Dengan eksperimen dan teknik-teknik tertentu, saat ini bahkan telah dihasilkan bibit tanaman jenitri kualitas super. Jenitri ini dihasilkan dari teknik stek dan dengan perawatan yang baik akan menghasilkan biji jenitri yang baik.

Di Peniron, daerah yang paling banyak populasi jenitri adalah Dusun Perkutukan. Hampir setiap jengkal, tanah di daerah ini ditanami jenitri. Jika anda mulai masuk dusun Bulugantung, jenitri bahkan menjadi pohon pelindung jalan. Bahkan beberapa tahun terakhir tanaman jenitri dikembangkan dikawasan hutan milik Perhutani di dusun itu. Saat musim panen jenitri seperti saat ini, hampir seluruh masyarakat di sana menikmati hasil panennya dengan keuntungan yang sangat menjanjikan. Betapa tidak, di dusun itu sebuah pohon jenitri ada yang menghasilkan lebih dari 10 juta!

Di daerah itu, teknik budidaya juga sudah lebih maju. Salah satunya adalah dengan teknik stek untuk menghasilkan kualitas biji yang lebih baik. Menurut Syadin, salah satu petani agro jenitri yang mulai mengembangkan teknik stek, dia telah menghasilkan puluhan pohon jenitri dan dalam 1-2 tahun diharapkan bisa memanen hasilnya. Pembudidaya jenitri yang lain adalah Kasidin, dia bahkan telah mengembangkan jenitri stek dalam ratusan pot yang terbuat dari tong-tong aspal. Awalnya, dia hanya membudidayakan bibit jenitri untuk ditanam sendiri, tetapi karena banyak yang datang dan berniat membelinya, maka sebagian bibit itu pun terpaksa dijualnya.

Dari prospek jenitri yang saat ini masih berharga sangat tinggi, jika perawatannya maksimal, maka dalam 2 tahun bisa dipastikan dia akan meraup keuntungan yang lumayan. Bayangkan jika dalam 1 pot menghasilkan 500.000, bukankah dari 100 pot saja dia bisa meraup hasil 50 juta?

Di Perkutukan dan tetangga desa Peniron, sudah banyak juragan-juragan jenitri yang menjadi pengepul. Mereka, disamping membeli biji yang sudah diolah dari petani, mereka juga mau membeli jenitri yang masih dipohon dan memanennya sendiri. Bahkan mereka banyak yang melakukan sewa pohon dalam tahunan. Caranya, pohon-pohon jenitri milik petani mereka sewa secara tahunan. Petani yang sudah menyewakan pohon jenitrinya akan menyerahkan perawatan hingga hasil panennya sebagai hak penyewa.

Nah, bagi Anda yang baru mengenal jenitri dan berminat mempelajari lebih jauh tentang jenitri, atau berbagi ilmu atau berminat membeli bibit, silahkan kontak langsung mas Kasidin di Hp 081328037079, atau langsung datang ke Perkutukan, desa Peniron, Pejagoan.

1 ABAD KEBANGKITAN INDONESIA DALAM PERSPEKTIF WONG NDESO

Tanggal 20 Mei tahun ini tepat 100 tahun Boedi Oetomo didirikan, yang akhirnya ditetapkan sebagai hari kebangkitan nasional. seperti lazimnya, hari nasional selalu diperingati dengan banyak acara yang kadang lebih sebagai seremoni belaka. Yang menjadi lagu wajib pasti pasang spanduk dengan slogan yang dari dulu ya itu-itu saja, kemudian upacara, pidato, resepsi dll. Habis itu ya selesai, kembali semula dan menunggu untuk upacara berikutnya. Besoknya ya begitu lagi. Tidak ada inovasi. Seperti tahun ini, katanya di Jakarta akan digelar peringatan khusus dengan dana khusus yang konon dijanjikan akan menyuguhkan atraksi-atraksi kolosal.

Peniron, karena letaknya yang jauh dari pejabat dan politikus, jauh dari pusat perputaran duit, mungkin tak lebih dari 20% yang ingat kalau Indonesia ini sudah bangkit 100 tahun yang lalu. Bahkan kalau beritahupun kayaknya banyak yang tak peduli karena bagi mereka urusan upacara, pidato, slogan, resepsi bukanlah budaya mereka.

Mereka pasti lebih berpikir bagaimana bisa membeli pupuk yang sudah mahal tapi masih langka pula, bagaimana bisa bertahan hidup dalam situasi yang serba susah dan mahal tetapi konon harga BBM malah akan dinaikkan.

Bahkan kalau orang ndesa dikasih tau kalau mereka yang di kota mengadakan ”pesta” dengan acara yang gemerlap karena memperingati kebangkitan Indonesia yang sudah 100 tahun, masyarakat Peniron bisa makin tidak “mudeng”.
Lha apanya yang bangkit? Lha kalo sudah 100 tahun tetapi situasinya masih saja susah, untuk apa diperingati dengan pesta pora? Bahkan katanya orang-orang kaya yang konvoi dengan motor gede, yang menggelar konvoi sehingga -menghabiskan BBM dikala rakyat dianjurkan untuk menghemat BBM dan menurunnya daya beli karena BBM- juga dalam rangka memperingati kebangkitan Indonesia? Lha daripada BBM diabrul-abrul, kan lebih baik disumbangkan pada kami untuk beli pupuk?

Ah pejabat dan orang-orang gede yang diatas memang tak pernah memahami kami. Apa mereka ndak malu karena 100 tahun yang mereka peringati itu ternyata negara kita tidak semakin baik? Dimana korupsi telah membangkrutkan negeri, hutan dibabat, dan penuhnya negara ini oleh janji dan kata palsu, penuh orang-orang munafik. Lantas mau dikemanakan cita-cita Boedi Oetomo untuk membuat prieboemi ini maju, kemana cita-cita kemerdekaan yang mewujudkan Indonesia yang berkeadilan sosial?

Sejak reformasi, yang katanya dalam rangka perubahan ke arah yang lebih baik, nyatanya sekarang negeri ini malah dikuasai oleh politisi-politisi yang menyebalkan, bahkan memuakkan! Yang hanya manis saat kampanye, tetapi setelah itu hanya sibuk menjadi makelar dan tikus kapitalis.

Partai yang menjamur, yang katanya sebagai salah satu indikator sukses demokratisasi, yang katanya untuk agen pendidikan politik, mendorong civil society, masyarakat madani, ternyata partai hanya berorientasi pada kekuasaan. Bahkan partai seperti menjadi benalu bagi 100 tahun kebangkitan negeri ini.

Haruskah bangsa ini butuh suplemen semacam IREX agar bisa bangkit? Wow.. Suplemen itu bukankah sudah lama kita lakukan dengan melakukan kebijakan untuk negara ini maju secara instan? Akibatnya, bukankah ternyata pondasi ekonomi, sosial, politik dan mentalitas kita begitu bobroknya sehingga kita terjerembab dalam krisis yang tak kunjung usai?

Alangkah indahnya, seandainya 1 abad kebangkitan nasional ini kita jadikan momentum untuk benar-benar bangkit dan bukan dengan slogan dan bualan. Momen untuk melakukan refleksi dan otokritik setelah sekian lamanya bangsa ini tak kuasa bangkit.
Cara yang efektif adalah kemauan pejabat publik melakukan revolusi sosial dengan tobat massal dan menunjukkan tingkah laku untuk cermin keteladanan.
Kongkritnya, mulailah dari pejabat beralih naik angkutan umum untuk mengatasi kemacetan, mulailah dari pejabat menggunakan sepeda untuk menghemat BBM, mulailah dari pejabat menjadi contoh perlawanan terhadap korupsi, mulailah pejabat berperilaku disiplin dll.

Kalau pejabat publik berani memberi keteladanan untuk melakukan revolusi perilaku, maka rakyat pasti akan melakukan hal yang sama.
Ayo, jangan bangun bangsa ini dengan seremonial, slogan, jargon dan omong kosong. Mulailah dengan keteladanan dan langkah nyata untuk kebangkitan bangsa ini.

18 Mei 2008

WARUNG MAKAN KHAS PENIRON

Jika anda berkunjung ke Peniron, ada sebuah tempat kuliner yang sebaiknya anda coba, yaitu warung makan Yu Kini. Lokasinya persis di jembatan bengkek, tempat yang sudah sangat terkenal di seantero Peniron dan sekitarnya. Lokasi itu persis di pertigaan dan sebagai pangkalan angkutan di jalan raya Peniron.

Menilik tempatnya, warung ini memang terbilang sangat sederhana sebagai ciri khas warung makan di desa. Tetapi jika sudah melihat menu khas dari warung ini, anda akan merasakan bedanya dari warung-warung makan lain. Menu spesial di warung satu ini adalah goreng ikan asli dari kali Luk Ulo, ayam goreng kampung asli, sambal, pete, lalapan dan menu yang paling spesial adalah nasi singkong (bahasa Penironnya “sega Budin”) dengan sayur ikan pedas.

Di sajikan dengan cara prasmanan dan boleh tambah sepuasnya tanpa dihitung tambahan biaya, sangat cocok untuk kita yang berkantong ngepas. Satu piring nasi berikut ayam goreng/lele/ikan, sayur dan segelas es teh tak akan lebih dari 5000 perak. Suasana dan pelayanan yang ramah dan apa adanya membuat pengunjung bebas makan dengan beragam posisi, duduk, jegang, jongkok, ngobrol bahkan sambil jalan-jalan kalau mau. Masalah higienis, pengelola warung ini sangat menjaga kualitas dan kebersihannya.

Bagi anda yang kebetulan ke Peniron, silahkan mampir dan mencoba menu dan suasana khas warung Yu Kini ini. Dijamin lidah anda akan merasakan menu yang khas, lain daripada yang lain. Jangan kuatir jika banyak anak-anak muda yang duduk-duduk didepan warung itu, karena dijamin tak bakal menggangu anda karena mereka yang duduk-duduk itu akan sangat menghargai siapapun yang berkunjung.
Lokasi sekitar warung memang tempat yang lumayan ramai. Apalagi tempat itu juga merupakan area mangkalnya angkutan umum, baik jurusan Kebakalan – Kebumen maupun Watulawang – Kebumen.

Anda ingin merasakan menu khas sega bodin dengan lauk khas ndeso, dengan suasana dan harga ndeso? Tidak salah jika anda mencoba warung makan ini. Monggo..

17 Mei 2008

CUPLIKAN FOTO DOKUMENTASI PILKADES


Sebagian foto-foto konvoi kemenangan dari pendukung salah satu Calon pada Pilkades Peniron 2007.




Foto ini diambil setelah perhitungan suara menghasilkan keunggulan salah satu calon. Mudah-mudahan euphoria kemenangan ini menjadi momentum kebangkitan untuk Peniron yang lebih baik. Yang tak lantas hilang dan selesai begitu saja, karena Peniron tidak membutuhkan kebersamaan karena euphoria sesaat, tetapi kebersamaan yang dilandasi oleh komitmen kuat untuk memajukan Peniron bersama-sama.

Mudah-mudahan calon yang telah diantar menjadi pemimpin juga selalu ingat dan menjaga amanah yang dibebankan kepadanya. Menjadi pemimpin yang memegang teguh janji dan mau mendengar, melihat, merasakan dan memperjuangkan kemauan rakyatnya. Bukan hanya berjalan menuruti kemauan pribadinya.

16 Mei 2008

"KOMPLEKS UNIK" PERUMAHAN MASA DEPAN

Bagi orang Peniron dan sekitarnya atau orang asing yang pernah berkunjung ke Peniron, mungkin tak asing lagi dengan gambar di samping. Sekilas, gambar itu mirip sebuah komplek perumahan sangat sederhana. Bahkan bagi yang baru melihatnya, banyak yang mengira itu adalah sebuah bangunan perumahan atau pasar. Memang tak salah bagi yang menyebut perumahan karena itu memang bangunan perumahan.

Bukan bangunan perumahan bagi kami yang masih bisa nge-blog, yang bisa cari duit di Jakarta, Bandung, Malang bahkan merantau di Jepang atau yang jadi Ketua LKMD di desa tetapi nyari duit di kota. Tetapi bangunan-bangunan kecil berderet-deret itu adalah sebuah komplek perumahan masa depan alias komplek makam.

Sebagaimana disebutkan pada artikel terdahulu, Peniron terdiri berbagai budaya, dan salah satu bentuk kekayaan budaya Peniron adalah banyaknya komplek makam dengan gaya perumahan seperti itu. Model komplek makam seperti ini, memang tidak hanya di jumpai di Peniron, tetapi juga banyak terdapat di desa-desa sekitarnya terutama desa-desa di sebelah barat antara lain di Watulawang, Kajoran dan Karanggayam.

Lokasi makam yang masih memakai model bangunan seperti itu, kebanyakan berada di daerah/pedusunan yang masih banyak menganut budaya kejawen, dimana sebagian masyarakatnya masih taat meneruskan tradisi nenek moyangnya. Walaupun begitu, bukan berarti di daerah itu masyarakatnya tidak beragama, tetapi masyarakatnya walaupun 100% sebagai pemeluk agama Islam belum bisa melepaskan diri dari ikatan budaya pendahulunya.

Bangunan makam atau yang di desa Peniron dikenal sebagai cungkup itu hampir menyerupai pos ronda, baik dari ukuran maupun model bangunannya. Satu bangunan cungkup rata-rata berukuran 4 x 2,5 meter, dengan tinggi tiang tak ada yang lebih dari 1,5 meter dan biasanya digunakan untuk 1 keluarga atau 2-3 nisan/kijing. Kebanyakan terbuat dari kayu pilihan sehingga bisa bertahan bertahun tahun. Sekarang dengan susahnya mendapatkan kayu yang baik, keluarga pemilik makam sudah menggantikan kayu dengan bangunan dari bata dan semen.

Sebagian dari cungkup itu, ada yang bisa membuat bulu kuduk kita merinding, terutama bagi anda yang bukan orang Peniron asli dan baru pertama kali melihat langsung dari dekat. Yang anda yang bukan penakut tentu anda adalah pengecualian. Jika kita melongok ke dalam makam, yang sebagian berdinding sehingga gelap, ada begitu banyak bekas pembakaran kemenyan. Begitu lamanya, sehingga kemenyan yang dibakar itu bisa menumpuk lebih dari setengah meter!

Kemenyan-kemenyan itu memang merupakan salah satu bagian dari tradisi di daerah kami. Kebanyakan yang melakukan adalah mereka yang sudah berumur di atas 50 tahun. Untuk generasi di bawah itu, disamping malas, tidak bisa, juga karena kebanyakan sudah terpengaruh dengan budaya islam yang tidak melazimkan membakar kemenyan di makam. Pada bulan-bulan jawa tertentu seperti Suro, Mulud dan Besar, makam-makam itu sering dikunjung, para ahli waris dari penghuni perumahan untuk memanjatkan doa sambil menaburkan bunga, membersihkan kuburan dan membakar kemenyan. Di samping, tradisi mengunjungi makam sambil membakar kemenyan juga dilakukan kala ahli waris akan melangsungkan upacara pernikahan, khitan, tujuh bulan kehamilan dan lain-lain. Tradisi seperti itu di Peniron di sebut “resik” atau “nyekar”.

Di samping model makam seperti itu, di Peniron terdapat model makam lain yang seperti kebanyakan maupun makam leluhur yang berarsitektur berbeda. Ya, model makam di Peniron memang menjadi ciri sebagai desa yang punya budaya beragam. Di samping itu, menjadi salah satu simbol kerukunan karena tidak pernah ada masalah dengan banyaknya model makam walaupun berdampingan satu sama lainnya.

Tetapi disamping keunikannya, model makam “cungkup” juga menjadi masalah sendiri di saat lahan kuburan sudah begitu sempit, sementara masih saja ada orang yang mati. Karena sudah sangat rapatnya bangunan, hingga berdempet dempet, saat ada penghuni baru masuk komplek, betapa susahnya orang yang mengantar. Bahkan sampai keranda itu dibawa sambil merunduk, jongkok bahkan sampai dioper-operan seperti kerja bakti memindah batu bata. Disamping itu, dengan sempitnya lahan, sisa tanah yang sebenarnya bisa digunakan untuk kuburan, menjadi tak bisa digunakan karena dititik itu berdiri tiang rumah.

Masalah seperti itu memang harus dipecahkan, karena kalau makam umum tidak dibenahi dan diatur, apa kami masih bisa dapat kapling besok? Padahal sebelum saya mati, akan banyak orang dan teman-teman kami yang mendahuluinya. …Takut ndak dapat kapling kali.. he..he..

Tetapi tak berarti model makam itu perlu dieliminasi, tetapi mungkin perlu aturan dan penataan biar tidak seenaknya bikin bangunan dan kapling yang merusak landsekap dan tata makam. Apalagi, karena keunikannya, model makam berpotensi jadi obyek wisata, contohnya saat SDSB dan judi Kuda Liar masih marak, maka marak pula komplek perumahan masa depan itu..

Siapa yang tertarik untuk berwisata ke kuburan? Atau malah mau beli kapling???
Datang saja ke Peniron..

11 Mei 2008

CUPLIKAN FOTO DOKUMENTASI PILKADES

Sebagian foto dokumentasi itu :





Sebenarnya mau saya upload ke Flickr atau Photobucket tapi karena selama ini saya internetan pake modem Hp, jadi eman-eman karena saat ini lagi ngirit untuk mengantisipasi kenaikan BBM.
mASIH banyak foto-foto lain. Bagi anda yang menginginkan foto-foto Peniron untuk dikoleksi, silahkan donasikan uang anda untuk ditukar dengan pulsa.

Atau kirimkan minat anda via buku tamu dan akan kami transfer secara cuma-cuma via email.
Ha...ha..

09 Mei 2008

MENGGUGAT KETIDAKADILAN

Ketika tadi pagi saya membaca artikel terbaru tentang resahnya warga desa Seling di situs Pemkab Kebumen, alangkah resahnya saya. Keresahan ini saya yakini juga akan dirasakan oleh banyak warga Peniron jika mereka juga membaca tulisan di situsnya Pemda Kebumen itu. Keresahan yang jauh lebih banyak jumlahnya dibanding jumlah warga desa Seling yang resah karena pemukimannya terancam oleh erosi kali Luk Ulo.

Bagi warga Peniron, yang hidup dengan mengandalkan penghidupan dari sepetak sawah, tetapi sudah bertahun-tahun tanah kami yang berpuluh-puluh hektar terkena erosi. Dan karena erosi, sekarang posisi tanah itu menjadi wilayah desa Seling, maka warga Seling mendapatkan dan menggarap tanah yang itu dengan gratis.

Sementara kami setiap tahun selalu dikenai kewajiban pajak bumi oleh negara atas tanah itu. Entah sudah berapa ratus ribu pajak yang kami bayar tanpa kami menggarap tanah itu, dan bahkan entah berapa juta desa kami harus terus nomboki PBB dari tanah yang telah berubah menjadi lahan hidup warga Seling itu.
Semua kami lakukan karena kami selalu berharap, ada masanya kami mendapatkan keadilan dengan mendapatkan apa yang semestinya menjadi hak kami.

Erosi Luk Ulo memang telah membuat hubungan kami dan sebagian warga Seling menjadi sering bersitegang. Tanah telah menjadikan sebagian warga desa yang santun menjadi tamak dan serakah. Tanah gratis telah menjadikan sebagian warga Seling, yang sebenarnya masih saudara menjadi seperti kehilangan hati nurani.
Bahkan karena ketidakberdayaan, kebingungan atau mungkin bahkan kebodohan, sekitar tahun 2001 karena persoalan lain, kemarahan warga Peniron diluapkan dengan merusak lahan-lahan di Seling yang sebenarnya lebih adil menjadi miliknya.

Toh Pemerintah tidak pernah mau tahu, walaupun berkali-kali kami berteriak dan memberi sinyal adanya ketidakadilan.

Yang mengagetkan kami, awal Mei yang lalu diadakan sosialisasi dari Satker Non Vertikal Tertentu Pro Bo Lo, bahwa seluruh tanah yang dianggap sebagai endapan adalah milik dinas Pengairan. Bagaimana jika seluruh tanah kami hilang terkena erosi?

Akankah kami menjadi lebih miskin karena kehilangan ladang pangan kami? Bagaimana jika seluruh Peniron beralih ke seberang sungai? Akankah desa Peniron tinggal sejarah? Dengan itu, bukankah secara normatif kami telah dirampas haknya oleh negara? Lantas apa gunanya dibuat aturan negara jika tidak menciptakan keadilan?

Tetapi insyaAlloh, jika itu aturan negara, kami akan patuhi. Tetapi tuntutan keadilan akan selalu kami perjuangkan. Entah apapun resikonya, kami akan kibarkan perlawanan jikalau kami selalu terdzolimi.

Hari Senin yang lalu, telah diadakan pertemuan antara Kepala Desa Seling dan Peniron di Kantor Satpol PP. Menurut Bapak Triyono Adi Kades Peniron, kades Seling juga satu paham untuk menyelesaikan permasalahan tanah ini dengan kekeluargaan. Opsi yang akan dilakukan adalah : 1. Diadakan pertemuan antara Peniron dan Seling untuk mencari solusi terbaik. 2. Solusi terbaik adalah : a. Membuat sudetan sesuai batas desa asli dan mengembalikan sungai pada posisi semula, atau b. menetapkan batas desa tanpa sudetan sesuai batas asli terdahulu, sehingga dimanapun tanah itu, penggarap yang sah menjadi proiritas.

Lantas, apa hubungan keresahan kami dengan artikel di situs Kebumen? Jawabannya, setiap kami mendengar apapun mengenai tanah kami yang sekarang digarap warga Seling, kami selalu resah. Akankah tanah kami yang sudah berpuluh tahun hilang akhirnya terampas?

Jika warga Seling resah karena rumah mereka terancam erosi, tidakkah mereka juga merasakan resahnya perasaan kami, yang berpuluh-puluh tanahnya mereka nikmati dengan cuma-cuma?

Kami memang selalu mengusahakan agar ada jalan damai untuk menyelesaikan masalah ini dengan desa Seling. Demi hak kami dan warga Peniron, kami berusaha mendapatkan tanah itu kembali dengan cara elegan, tidak dengan cara yang dibenci Tuhan.
Mudah-mudahan warga Seling bisa menerima tawaran kami dengan nurani. Jika jalan damai tak mendapat respon baik dari warga Seling, mudah-mudahan pemerintah bisa memposisikan diri sebagai mediator dan pengadil.

Mudah-mudahan ada tambahan kesabaran dan kekuatan untuk kami memperjuangkan hak warga kami yang terampas. Jikapun akhirnya ikhtiar damai kami gagal, mungkin dengan amat terpaksa kami menyerahkan opsi lain kepada masyarakat.
Mudah-mudahan pihak terkait tidak menutup mata dan nurani terhadap persoalan ini, karena menjadi tanggung jawab negara jika rakyat emosional karena rasa keadilannya terampas dan terkoyak.
Bukankah pepatah mengatakan ”cacingpun akan menggeliat jika terinjak?”

Kepada seluruh masyarakat Peniron, jangan hanya menjadi penonton... Karena Andalah subyek yang sebenar-benarnya.

….Mudah-mudahan besok situs Kebumen akan gantian mengangkat keresahan kami...

08 Mei 2008

TENTANG PENIRON

Peniron, hanyalah sebuah desa kecil di 10 km utara kota Kebumen, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Terletak di sebelah barat lembah Luk Ulo, sebuah sungai terbesar di Kebumen yang membelah Kebumen menjadi dua daerah dengan kebudayaan sedikit berbeda satu dengan lainnya, yang sering orang katakan sebagai daerah wetan kali dan kulon kali. Sebagai desa, Peniron tidak ada yang istimewa dan mungkin nyaris sama seperti desa-desa lain yang jauh dari kota.

Untuk lebih mengenal Peniron, kami membagi artikel tentang Peniron dari beberapa aspek, dan karena tulisan ini bersifat rintisan, maka sangat terbuka bagi teman-teman untuk menambahkan referensi dan melengkapi artikel ini. Tentu harus didukung bukti sahih dan data yang bisa dipertanggungjawabkan.

Peniron dalam sejarah :

Menyebut sejarah, adalah mengungkap sebuah fakta masa lampau. Jadi, masa lampau bisa dikatakan sebagai sejarah jika disertai bukti sejarah. Jika tidak, maka masa lampau itu baru berupa sebuah cerita sejarah yang mungkin hanya fakta sejarah lesan yang turun temurun.

Begitupun dengan sejarah Peniron, kendati kami dan masyarakat Peniron meyakini sejarah Peniron adalah sebuah fakta, tetapi karena tanpa dilengkapi sebuah peninggalan sejarah yang bisa membuktikan cerita sejarah Peniron, maka kami tak akan memaksa siapapun untuk mempercayainya seperti yang kami yakini.

Kondisi ini saya yakin tidak hanya terjadi di desa Peniron, tetapi mungkin hampir setiap desa menyimpan sejarah masing-masing. Mempunyai cerita turun-temurun tentang sejarah desanya, walaupun kurang didukung oleh bukti-bukti peninggalan sejarah dan tak terdokumentasi dengan baik sebagai dokumen sejarah. Sebagian dari kita memang tak terlalu peduli dengan sejarah.

Sebagian dari kita bahkan menganggap dengan mengagungkan sejarah, kita hanya membuai diri dengan cerita heroik masa lalu dan akan melenakan kita akan keharusan membangun dan mempersiapkan masa depan. Karena pemikiran di atas itulah, kita sekarang menjadi bangsa yang tak punya jati diri, menjadi bangsa yang labil dan mudah dipermainkan perubahan jaman.
Maka, jika kita ingin menjadi bangsa yang besar mari kita belajar pada sejarah. Dengan sejarah kita menjadi mengenal siapa kita, menjadi tahu dan belajar/minimal bisa membayangkan bagaimana perjuangan generasi sebelum kita.

Peniron masa lampau adalah sebuah belantara dilembah Luk Ulo. Konon yang membuka hutan dan menjadikan daerah pemukiman adalah seorang ulama/kesatria bernama Eyang Rohmanudin alias Mbah Kuwu. Sampai akhir hayatnya Eyang Rohmanudin tidak mempunyai keturunan dan jasadnya dimakamkan di Pemakaman Istana Gede, di dukuh Krajan Peniron.

Menyebut sejarah, cerita Peniron tak lepas dari sejarah berdirinya kota Kebumen/Kebumian/Kabumian.
Pada saat Ki Bumi, seorang Senopati dari Mataram membuka desa di lembah Luk Ulo sehingga dinamakan Ki-Bumi-an atau Ke-Bumi-an atau sekarang menjadi Kebumen, seorang pengikutnya yaitu Ki Bodroyudo/Eyang Bodroyudo tinggal di Peniron.

Disamping beliau, sejarah Peniron juga mencatat pejuang-pejuang yang lain seperti Eyang Kuntiri, Eyang Ragil, Eyang Nayawedana sang penakluk jin dan membuka hutan menjadi daerah Kebokuning, Eyang Drapaita alias Mbah Pancur yang menancapkan keris dan keluar air sehingga daerah Kalipancur terdapat mata air yang tak pernah kering, dimakamkam di Istana Gede.
Pejuang Peniron lainnya adalah Eyang Canakrom dan Eyang Guna Wijaya, seorang empu yang selalu mandi menggunakan api, dan masih banyak lagi.

Masih banyak lagi tokoh-tokoh dalam sejarah Peniron, tetapi yang mengherankan beberapa sumber sejarah tidak mau bercerita secara detail bahkan menutup diri untk membuka cerita tokoh-tokoh yang konon memang sengaja dirahasiakan.
Entahlah, mungkin justru dengan adanya rahasia dari tokoh-tokoh di Peniron itulah yang akhirnya menjadikan Peniron punya ciri khas cerita sejarah tersendiri.

Dari sisi pemerintahan, Peniron pertama kali dipimpin oleh Ki Udadiwangsa, konon beliau memimpin Peniron jauh sebelum tahun 1900an. Makam beliau ada di Istana Gede.

Pemimpin Peniron yang kedua adalah Ki Ranareja, yang di sebut-sebut sebagai Demang pertama. Salah satu tokoh nasional yang merupakan garis keturunan dari beliau adalah Edi Nalapraya, seorang jendral yang dulu pernah memimpin IPSI.

Pemimpin ketiga adalah Eyang Tirtawijaya, dimakamkan di pemakaman Bulugantung.

Pemimpin keempat adalah Eyang Ketiwijaya/Kusen dimakamkan di Bulugantung.

Pemimpin kelima adalah Samikarya. Masa pemerintahannya adalah sesudah kemerdekaan Indonesia (1945). Pada masa itu, Peniron adalah daerah Gelondongan, yaitu sebuah Desa koordinator bagi desa-desa sekitarnya, sehingga Kepala Desa waktu itu lebih dikenal sebagai Gelondong. Karena masa itu tidak ada batasan masa jabatan, dia baru berhenti menjadi Kepala Desa pada tahun 1984. Beliau dimakam di Istana Gede.

Pemimpin Peniron yang keenam adalah H. Nursodik yang memimpin Peniron selama 16 tahun, dari tahun 1986 – 2002. Beliau dimakam di Pemakaman Umum Karang Cengis.

Pemimpin ketujuh adalah Triyono Adi, yang memimpin Peniron sebagai Kepala Desa sejak tahun 2002 sampai sekarang.

Demikian sekilas tentang cerita sejarah Peniron. Sebagai tulisan rintisan, yang masih memerlukan banyak penyempurnaan, maka siapapun masih sangat mungkin untuk menambah cerita sejarah ini, tentu didukung serta diakui oleh warga Peniron sebagai fakta sejarah Peniron. Dengan demikian, akhirnya akan menambah khasanah sejarah Peniron.

Mudah-mudahan walaupun belum lengkap, sejarah tentang Peniron akan menjadikan warga Peniron dan siapapun keturunan orang Peniron lebih mempunyai jatidiri dan mejadi generasi tangguh memperjuangkan masa depan. Dan harapannya lagi, muncul kebanggaan dan kepedulian meneruskan cita-cita pendahulu, yang telah berjuang pada jamannya demi kita dan anak cucu kita.

Peniron dari aspek Sosial, Budaya dan Politik:

Sebagai daerah pedesaan, desa Peniron adalah desa yang aman, tentram, damai. Masyarakat hidup berdampingan dengan masih sangat tinggi memegang nilai-nilai dan norma sosial yang dianutnya. Hubungan kemasyarakatan yang masih sangat kuat di Peniron menjadikan seluruh masyarakat saling mengenal satu-sama lain walaupun jumlahnya mencapai 1500 Kepala Keluarga dengan luas wilayah 951 Ha.

Hampir 90% penduduknya bekerja sebagai petani, dengan 80% dari itu adalah petani marginal karena keterbatasan lahan yang dimiliki. Selebihnya dari yang berprofesi sebagai petani adalah PNS/Wirausaha/TNI/Polri.

Walaupun penduduk Peniron 100% beragama Islam, tidak semua daerah merupakan warga muslim yang sangat taat, bahkan hampir 40% bisa dikatakan sebagai kaum abangan. Toh begitu tak pernah ada gejolak apapun di sana karena semua saling menghormati dan saling menjaga perasaan masing-masing.

Dalam hal pendidikan, 90% anak usia sekolah telah menamatkan pendidikan dasar 9 tahun/setingkat SLTP, apalagi didukung dengan fasilitas pendidikan yang memadai untuk pendidikan dasar. Di Desa Peniron ada 2 buah TK, 3 buah SD Negeri, 1 buah MI Swasta dan 1 buah SMP Negeri. Keterbatasan lembaga pendidikan setingkat SLTP di Peniron teratasi karena adanya MTs Swasta di desa tetangga, yaitu 1 MTs di desa Karangreja kec. Karanggayam dan 1 buah MTs di desa Jemur Pejagoan yang jaraknya lumayan dekat.

Untuk pendidikan menengah atas, hampir 50% lulusan SMP meneruskan pendidikan setingkat SLTA di kota dan hanya sekitar 10% dari lulusan SLTA yang meneruskan ke perguruan tinggi. Kondisi sekarang yang segalanya serba mahal sangat menjadi kendala bagi warga Peniron untuk menyekolahkan anaknya apalagi sampai ke perguruan tinggi.

Dalam hal kebudayaan, sebagaimana disebutkan di atas, sebagai desa di wilayah kulon kali (barat sungai Luk Ulo), maka kebudayaan masyarakatnya sangat dipengaruhi budaya Jawa Banyumasan. Baik dari segi bahasa/dialek, kesenian dan budaya adat lainnya. Jadi tak heran jika di Peniron ada 3 buah group kesenian ebleg/kuda lumping, 2 buah group lengger, mentiet, dangsak, dan lainnya. Disamping budaya banyumasan, Peniron dikenal sebagai gudangnya group kesenian Janeng, sebuah seni shalawat tradisional Islam.

Dalam hal politik, Peniron lebih terbagi pada 2 kekuatan ideologi, yaitu Islam dan Nasionalis. Hal ini tidak mengherankan karena di samping berimbangnya kaum agamis dan abangan, Peniron juga punya sejarah masa lalu yang menggambarkan dominannya kedua kekuatan yang pada masanya diwakili oleh Partai NU dan PNI.

Bahkan ketika terjadi perselisihan antara AOI (Angkatan Oemat Islam) dan Republik Indonesia tahun 1949 – 1952, desa Peniron menjadi salah satu basis kekuatan AOI sehingga sampai terjadi pertumpahan darah. Tercatat 2 orang terbunuh oleh AOI dan beberapa rumah yang ditengarai sebagai lumbung logistik AOI dibakar oleh tentara Indonesia.

Pada masa Orde Baru, karena kuatnya massa "hijau", Peniron adalah tambang emas bagi PPP sehingga selalu mampu mengimbangi bahkan sempat mengungguli perolehan suara Golkar pada ajang PEMILU.

Kini, dimasa reformasi ketika begitu banyak partai berbasis warga NU, massa islam di Penironpun terpecah, terutama dalam dua kakuatan besar PKB dan PPP. Karena terpecahnya massa hijau, sejak Pemilu di masa reformasi di gelar, PKB dan PPP belum mampu mengungguli suara PDI Perjuangan sebagai pengumpul suara terbanyak.

Peniron dalam aspek Demografi dan Geografis :

Secara Geografis, Peniron terletak di 70400 - 70410 Lintang Selatan dan 1090400 - 1090410 Bujur Timur.

Batas utara adalah Desa Logandu dan Kebakalan (Kecamatan Karanggayam), batas timur Desa Karangreja Kecamatan Karanggayam, Desa Kedungwaru, Seling dan Widoro (Kecamatan Karangsambung), batas selatan Desa Kebagoran Kecamatan Pejagoan, dan batas barat adalah Desa Watulawang dan Pengaringan (Kecamatan Pejagoan).

Luas Wilayah 951 Ha atau 9.510 Km2.

Desa Peniron terdiri dari dataran rendah di sekitar lembah Luk Ulo dan sebagian lagi bergunung-gunung. Puncak tertinggi di Peniron adalah gunung Brujul yang berbatasan dengan desa Kebakalan.

Pada tahun 2007, jumlah penduduk Peniron adalah 7.636 jiwa dengan 1456 KK. Jumlah itu belum termasuk yang sudah menetap di luar daerah karena mempunyai pekerjaan tetap di luar Peniron. Sebagian besar dari penduduk yang menetap adalah usia non produktif, sedangkan usia produktif sebagian besar didominasi oleh usia sekolah dan pasca sekolah karena belum bekerja atau dalam rangka mencari kerja. ***bersambung**

07 Mei 2008

SEJARAH PENIRON

Menyebut sejarah, adalah mengungkap sebuah fakta masa lampau. Jadi, masa lampau bisa dikatakan sebagai sejarah jika disertai bukti sejarah. Jika tidak, maka masa lampau itu baru berupa sebuah cerita sejarah yang mungkin hanya fakta sejarah lesan yang turun temurun.
Begitupun dengan sejarah Peniron, kendati kami dan masyarakat Peniron meyakini sejarah Peniron adalah sebuah fakta, tetapi karena tanpa dilengkapi sebuah peninggalan sejarah yang bisa membuktikan cerita sejarah Peniron, maka kami tak akan memaksa siapapun untuk mempercayainya seperti yang kami yakini.

Kondisi ini saya yakin tidak hanya terjadi di desa Peniron, tetapi mungkin hampir setiap desa menyimpan sejarah masing-masing. Mempunyai cerita turun-temurun tentang sejarah desanya, walaupun kurang didukung oleh bukti-bukti peninggalan sejarah dan tak terdokumentasi dengan baik sebagai dokumen sejarah. Sebagian dari kita memang tak terlalu peduli dengan sejarah.


Sebagian dari kita bahkan menganggap dengan mengagungkan sejarah, kita hanya membuai diri dengan cerita heroik masa lalu dan akan melenakan kita akan keharusan membangun dan mempersiapkan masa depan. Karena pemikiran di atas itulah, kita sekarang menjadi bangsa yang tak punya jati diri, menjadi bangsa yang labil dan mudah dipermainkan perubahan jaman.

Maka, jika kita ingin menjadi bangsa yang besar mari kita belajar pada sejarah. Dengan sejarah kita menjadi mengenal siapa kita, menjadi tahu dan belajar/minimal bisa membayangkan bagaimana perjuangan generasi sebelum kita.

Peniron masa lampau adalah sebuah belantara dilembah Luk Ulo. Konon yang membuka hutan dan menjadikan daerah pemukiman adalah seorang ulama/kesatria bernama Eyang Rohmanudin alias Mbah Kuwu. Sampai akhir hayatnya Eyang Rohmanudin tidak mempunyai keturunan dan jasadnya dimakamkan di Pemakaman Istana Gede, di dukuh Krajan Peniron.

Menyebut sejarah, cerita Peniron tak lepas dari sejarah berdirinya kota Kebumen/Kebumian/Kabumian.
Pada saat Ki Bumi, seorang Senopati dari Mataram membuka desa di lembah Luk Ulo sehingga dinamakan Ki-Bumi-an atau Ke-Bumi-an atau sekarang menjadi Kebumen, seorang pengikutnya yaitu Ki Bodroyudo/Eyang Bodroyudo tinggal di Peniron.

Disamping beliau, sejarah Peniron juga mencatat pejuang-pejuang yang lain seperti Eyang Kuntiri, Eyang Ragil, Eyang Nayawedana sang penakluk jin dan membuka hutan menjadi daerah Kebokuning, Eyang Drapaita alias Mbah Pancur yang menancapkan keris dan keluar air sehingga daerah Kalipancur terdapat mata air yang tak pernah kering, dimakamkam di Istana Gede. (foto disamping adalah petilasan Eyang Nayawedana)

Pejuang Peniron lainnya adalah Eyang Canakrom dan Eyang Guna Wijaya, seorang empu yang selalu mandi menggunakan api, dan masih banyak lagi.
Masih banyak lagi tokoh-tokoh dalam sejarah Peniron, tetapi yang mengherankan beberapa sumber sejarah tidak mau bercerita secara detail bahkan menutup diri untk membuka cerita tokoh-tokoh yang konon memang sengaja dirahasiakan.
Entahlah, mungkin justru dengan adanya rahasia dari tokoh-tokoh di Peniron itulah yang akhirnya menjadikan Peniron punya ciri khas cerita sejarah tersendiri.

Dari sisi pemerintahan, Peniron pertama kali dipimpin oleh Ki Udadiwangsa, konon beliau memimpin Peniron jauh sebelum tahun 1900an. Makam beliau ada di Istana Gede.

Pemimpin Peniron yang kedua adalah Ki Ranareja, yang di sebut-sebut sebagai Demang pertama. Salah satu tokoh nasional yang merupakan garis keturunan dari beliau adalah Edi Nalapraya, seorang jendral yang dulu pernah memimpin IPSI.

Pemimpin ketiga adalah Eyang Tirtawijaya, dimakamkan di pemakaman Bulugantung.

Pemimpin keempat adalah Eyang Ketiwijaya/Kusen dimakamkan di Bulugantung.

Pemimpin kelima adalah Samikarya. Masa pemerintahannya adalah sesudah kemerdekaan Indonesia (1945). Pada masa itu, Peniron adalah daerah Gelondongan, yaitu sebuah Desa koordinator bagi desa-desa sekitarnya, sehingga Kepala Desa waktu itu lebih dikenal sebagai Gelondong. Karena masa itu tidak ada batasan masa jabatan, dia baru berhenti menjadi Kepala Desa pada tahun 1984. Beliau dimakam di Istana Gede.

Pemimpin Peniron yang keenam adalah H. Nursodik yang memimpin Peniron selama 16 tahun, dari tahun 1986 – 2002. Beliau dimakam di Pemakaman Umum Karang Cengis.

Pemimpin ketujuh adalah Triyono Adi, yang memimpin Peniron sebagai Kepala Desa sejak tahun 2002 sampai sekarang.

Demikian sekilas tentang cerita sejarah Peniron. Sebagai tulisan rintisan, yang masih memerlukan banyak penyempurnaan, maka siapapun masih sangat mungkin untnuk menambah cerita sejarah ini, tentu didukung serta diakui oleh warga Peniron sebagai fakta sejarah Peniron. Dengan demikian, akhirnya akan menambah khasanah sejarah Peniron.

Mudah-mudahan walaupun belum lengkap, sejarah tentang Peniron akan menjadikan warga Peniron dan siapapun keturunan orang Peniron lebih mempunyai jatidiri dan mejadi generasi tangguh memperjuangkan masa depan. Dan harapannya lagi, muncul kebanggaan dan kepedulian meneruskan cita-cita pendahulu, yang telah berjuang pada jamannya demi kita dan anak cucu kita.

Sekian..

04 Mei 2008

MUSYAWARAH INVENTARISASI DAN PENATAAN ASSET

Untuk menuju dan mempersiapkan desa mandiri, maka desa dituntut mampu mengenali dan menggali potensi desanya. Salah satu bagian dari potensi yang bisa digali untuk menunjang kemandirian desa adalah pemanfaatan asset-asset di desanya.


Begitupun dengan Desa Peniron, beberapa tahun terakhir ini terus berupaya agar pada saatnya nanti mampu menjadi desa mandiri. Dalam hal pemanfaatan asset desa, sejak tanggal 17 Desember 2007 yang lalu telah dibentuk




03 Mei 2008

SUMEDI, Ketua LKMD Baru


Bertempat di balai desa Peniron, Sabtu, 16 Pebruari 2008 telah dilangsungkan reorganisasi LKMD. Acara yang langsung dipandu oleh Kades Triyono Adi, dibagi dalam 2 sesi yaitu : sesi LPJ dan Pembubaran Pengurus LKMD periode 2003 – 2008 serta Sesi Pemilihan Pengurus LKMD periode 2008 – 2013

Pada acara yang dihadiri oleh Pemdes, BPD, LKMD lama , Bapak Pudjo Wardoyo hanya memberikan LPJ secara lesan dan hanya disampaikan dalam sambutan. Intinya bahwa LKMD tidak mampu membuat LPJ baik dalam hal pertanggungjawaban keorganisasian, program kerja, keuangan dan lain-lain, dan hanya mohon maaf atas semua kekurangannya.

Hal itu yang kemudian membuat suasana rapat menjadi sedikit memanas karena muncul banyak interupsi dari peserta forum. Banyaknya interupsi yang muncul sebenarnya merupakan hal yang sangat positif karena dengan gagalnya LKMD lama membuat LPJ akan menjadi preseden buruk LKMD ke depan.

Disamping itu, banyaknya permasalahan yang ditinggalkan LKMD lama akan sangat menyulitkan program kerja pengurus LKMD yang akan dibentuk.

Note : Secara obyektif, kepengurusan LKMD dibawah kepemimpinan Bapak Pujo Wardoyo memang sangat amburadul. Penyebab utamanya adalah terlalu asyiknya sang Ketua bermain sendiri memanfaatkan jabatan untuk kepentingan pribadi. Begitu amburadulnya, selama kepemimpiannnya LKMD tidak pernah sekalipun melakukan rapat pengurus, dan tak ada satupun program kerja kecuali sang Ketua hanya ”sibuk” sebagai penyelenggara proyek-proyek bantuan dari pemerintah.

Untuk mengatasi jalan buntu karena Bapak Pujo Wardoyo (Ketua LKMD lama) tidak dapat menjawab interupsi peserta forum, akhirnya forum memberi kesempatan sampai akhir bulan kepada beliau untuk memberikan LPJ secara tertulis.

Sesi kedua diawali setelah istirahat siang. Untuk membentuk pengurus yang solid, disepakati model pemilihan dengan sistem formatur dan menggunakan pemungutan suara sedcara tertulis dan tertutup.
Perhitungan suara menempatkan 5 orang sebagai formatur, dan setelah tim formatur melakukan pertemuan tertutup, terbentuklah susunan pengurus harian dengan Sumedi sebagai Ketuanya

Dalam sambbutan sebagai Ketua LKMD yang baru, Sumedi yang merupakan aktifis pemuda mengingatkan akan tantangan yang akan dihadapi dalam membangun Peniron yang lebih baik. Oleh kaernanya, beliau mengharapkan agar persatuan dan kesatuan seluruh elemen masyarakat dapat lebih ditingkatkan.
Dalam waktu sebulan diharapkan susunan pengurus LKMD yang baru sudah terbentuk.

Akhirnya, kami ucapkan selamat kepada pengurus baru. Mudah-mudahan kehadiran Sumedi sebagai jenderal baru akan membawa LKMD Peniron lebih berdaya guna mengembangkan potensi masyarakat Peniron dan tidak meneruskan gaya kepemimpinan buruk seniornya. Amin...

SOSIALISASI TTG PERTANAHAN


Bertempat di bale desa, hari Sabtu, April 2008 telah dilangsungkan Acara Sosialisasi Aturan Pemanfaatan Tanah Persungaian.


Acara ini menghadirkan pembicara langsung dari Yogyakarta. Next soon..

KERIBUTAN ANTAR DESA BERHASIL DIGAGALKAN


Keributan antar desa masih kerap terjadi. Pemicunya hampir selalu adalah emosi dari teman-teman pemuda yang sering tak terkendali. Seringkali, masalah yang sangat sepelepun bisa menyebabkan mereka bersitegang, yang jika tak puas/tidak berani sendiri akhirnya mereka mengajak teman-temannya. Dan dengan alasan solidaritas, mungkin juga menunjukkan nasionalisme ndesonya, membela tanah air, jadilah masalah sepele berubah menjadi ketegangan antar desa.
Setelah beberapa waktu yang lalu dilakukan ikrar damai dengan pemuda desa Kebakalan, hari Senin kemarin menyusul penandatanganan MOU nota kesepakatan damai dg desa Tanjungsari kec. Petanahan.

Pemicu masalahpun sangat sederhana. Konon, awalnya hanya masalah yang terjadi sesama teman di sekolah Madrasah Tsanawiyah di desa Jemur. Masalah merekapun sebenarnya sudah didamaikan oleh pihak sekolah, hingga akhirnya muncul pahlawan kesiangan bernama Nono dari dukuh Silampeng Peniron.
Dia yang kemudian menjadi provokator sehingga mengobarkan api yang sebenarnya hampir padam. Bersama beberapa temannya, dia menemui murid dari Petanahan dan memintanya untuk memberikan uang sejumlah 200 ribu sebagai syarat damai mengatasnamakan desa Peniron.
Dari perlakuan Nono dkk yang konon dia seorang jagoan dan pesilat, jadilah konflik pribadi berubah konflik antar desa karena muncul bumbu primordialisme lokal.
Dari berbagai sumber yang bisa dipercaya diperoleh informasi bahwa saat malam Senin sejumlah pemuda dengan puluhan sepeda motor dan 3 buah truk dari desa Tanjungsari Petanahan telah berangkat untuk menyerbu Peniron.
Dilanjutkan besok krn ini cm pake hp. Nuwun